Hai, hai, haiii...
Kali ini aku mau cerita tentang perjalanan memikiran dan pemahamanku yang aku peroleh. Di tulisan ini aku tidak menceritakan review dari buku ini, tapi aku cerita bagaimana buku ini meluruskan pemahamanku tentang sebuah agama yang baru saja aku kenal.
aku merasa ini adalah caranya Allah meluruskan pemahamanku.
Oke, aku ceritain kondisinya dulu yaa...
Jadi, saat ini aku sedang domisili di Nagekeo, sebuah kabupaten yang berada di Nusa Tenggara Timur, yang mayoritas masyarakatnya beragama Katolik.
Ini pengalaman pertamaku, menjadi manusia minoritas. Sama seperti kondisi sebelumnya, aku si banyak tanya akan bertanya banyak hal terkait lingkungan, makanan dan terutama hal-hal berkaitan dengan agama Katolik.
Tidak hanya satu orang, aku bertama dengan banyak sekali orang-orang yang aku temui. Bukan niatan untuk nyebang yaaa, melainkan aku hanya ingin mengenal sebagai pengetahuanku tentang keragaman agama di Indonesia.
Mereka bercerita banyak hal berkaitan dengan cara peribadatan, perayaan, kebiasaan, keimanan, managemen keagamaan, pendataan dan cara agama ini membangun lembaga pendidikan, kesehatan, bahkan lembaga sosial.
Hingga aku mengambil kesimpulan bahwa aku mengagumi cara agama ini membangun sebuah lembaga dan rapinya managemen keagamaan yang mereka bangun, karena menurutku ini selaras dengan ketaatan yang mereka miliki.
Kekaguman ini bertambah saat temanku memutuskan memilih jalan menuju Tuhan, dan meninggalkan kefanaan dunia. peristiwa-peristiwa itu yang membuatku semakin mengagumi keagamaan ini.
Sebatas itu ya aku mengaguminya, gak lebih kok! Keimananku juga gak goyah, beneran gak goyah! aku masih konsisten untuk sujud dan memohon.
Jadi tentang, aku gak ada niatkan untuk nyebrang.