Mohon tunggu...
ghina ummul mutiah
ghina ummul mutiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa jurnalistik UIN syarif hidayatullah jakarta

mahasiswa program studi jurnalistik UIN syarif hidayatullah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musisi Jalanan Tuai Pro Kontra Pengendara

6 Januari 2024   06:08 Diperbarui: 6 Januari 2024   06:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber: dokumentasi pribadi

Depok (24/12)  - Kehadiran musisi jalanan banyak ditemui terlebih daerah penyangga ibukota. Banyak orang yang mempertaruhkan nasibnya lewat kreativitas musik, berharap mendapatkan apresiasi dari pengguna jalan sekitar. Namun sayang tidak semua pengendara menerima hal tersebut, kehadiran musisi jalanan ini menuai banyak pro kontra dari pengguna jalan.

Andri , salah satu musisi jalanan yang menampilkan bakatnya disekitaran lampu merah jl. Ir. H. juanda, mengaku sudah 7 tahun berprofesi sebagai pengamen. Ia berpendapat pekerjaannya ini berhak mendapat apresiasi dan keuntungan. “kan saya menjual karya saya bukan minta-minta” ucap agus saat  ditemui  di tempatnya bekerja. Ia juga berpendapat selama bekerja tidak pernah mendapatkan respon buruk dari pengendara. “alhamdulillah selama saya kerja disini gapernah ada yang protes, karna kan kita juga selalu dengan sopan gapernah maksa kalo mau ngasih ya diterima kalo nggak juga ga maksa”. Ujar andri.

Menurut pengendara yang ada disekitar jalanan tempat andri bekerja, kehadiran andri dan teman-temannya cukup menghibur untuk mengisi waktu sambil menunggu pergantian rabu jalan. “ya, lumayan cukup mengibur si bosen juga sambil nungguin lampu merah, jadi ada hiburan lah setelah cape pulang kerja juga”. Tutur habil, salah satu pengendara yang ada di tempat andri bekerja.

Berbeda dengan habil, ahmad, pengendara lain justru berpendapat kehadiran musisi jalanan tersebut mengganggu ketertiban umum. Ia merasa terganggu karena menurutnya jalan adalah tempat untuk berkendara bukan menampilkan suatu kesenian. “lumayan merasa terganggu si saya kan pulang kerja cape gitu ya pengennya cepet cepet pulang aja gitu, terus juga berisik kan suara kendaraan jadi ga terlalu terdengar juga gitu apa yang dibawain”. Ungkap ahmad saat ditemui disekitaran jl. Ir. H. juanda – depok.

Hingga saat ini kehadiran musisi jalanan masih mendapatkan pro kontra dari pengguna jalan. Sebagia berpendapat hal tersebut merupakan hiburan ditengah kemacetan, Sebagian lain menganggap hanya mengganggu ketertiban umum. Pemerintah sendiri belum menindak lanjuti perihal musisi jalanan yang marak terjadi di daerah penyangga ibu kota. Namun, andri dan teman-temannya berharap agar pemerintah dapat memberikan fasilitas untuk berkarya yang lebih layak agar dapat menaikkan citra para musisi jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun