Mohon tunggu...
Ghina Syahira Idham
Ghina Syahira Idham Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Instagram sebagai Arsip Visual : Sumber Belajar Sejarah Generasi Z

25 Desember 2024   17:04 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:04 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kecepatan penyebaran informasi di era digiral saat ini telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk cara manusia untuk belajar. Di Indonesia berdasarkan  data Datareportal menunjukkkan jumlah pengguna aktif media sosial pada tahun 2024 mencapai 220 juta, hamper setengah dari populasi negara Indonesia. Media sosial tidak hanya sebagai sarana hiburan tetapi juga platform yang efektif untuk menyampaikan informasi. Salah satu platform yang paling populer adalah Instagram ,dengan jumlah pengguna aktif lebih dari 100 juta pengguna pada awal 2024.

Instagram bukan hanya sekedar tempat berbagi foto dan video tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan informasi edukatif ,termasuk didalam nya informasi edukatif mengenai sejarah. Bagi generasi Z sebagai digital native atau masyarakat digital media sosial telah menjadi bagian dari hidup mereka. Konten berbasis visual di Instagram terbukti jauh lebih menarik dibandingkan buku teks konvesional, sehingga Instagram berpotensi besar menjadi sarana pembelajaran sejarah yang relevan. Dengan adanya infografik, koleksi digital museum hingga ke dokumentasi situs bersejarah. Melalui Instagram menawarkan pengalaman belajar yang interaktif dan sesuai dengan preferensi generasi Z.

Instagram Platform visual 

Instagram sebagai salah satu platform media sosial yang sangat visual menawarkan berbagai fitur seperti feed, stories, reels dan highlights hal ini memberikan peluang besar untuk menyajikan konten konten edukatif dengan cara yang menarik. Melalui feed memungkinkan unggahan permanen berupa foto dan video yang bisa menampilkan artefak sejarah atau foto dokumenter. Stories, walapun hanya beratahan selama 24 jam namun tetap bisa menyampaikan faktar sejarah secara singkat atau virtual live. Reels, dengan format video pendek menjadi media kreatif untuk menyampaikan konten sejarah seperti rekontruksi peristiwa atau cerita cerita tokoh penting. Highlights membantu menyimpan stories agar tetap bisa di akses kapan saja.

Sejumlah akun Instagram memanfaatkan fitur-fitur ini untuk mempopulerkan sejarah dikalangan pengguna muda. Seperti pada akun milik @malamuseum yang dikelola oleh Komunitas Malam Museum di Yogyakarta,  mereka mengadakan kegiatan seperti tur museum di malam hari dan program edukasi untuk anak anak. Ada juga akun @cagarbudaya.id yang lebih fokus membahas benda-benda peninggalan sejarah dan budaya Indonesia seperti Benteng Vrederburg, Mesjid Wotgaleh hingga Villa Isola yang menjadi ikon dari Universitas Pendidikan Indonesia. Akun ini memberikan wawasan baru tentang kisah-kisah di balik cagar budaya serta mengajak pengikutnya berkeliling ke situs bersejarah. Serta juga terdapat akun yang memiliki pengikut hingga 28,9k dengan centang birunya yaitu @komunitashistoria yang aktif mempromosikan sejarah serta mengeksplorasi sejarah mulai dari peristiwa-peristiwa penting , tokoh-tokoh bersejarah hingga bangunan bersejarah. Masih banyak  akun-akun Instagram lainnya  yang memberikan konten edukatif mengenai kesejarahan. Melalui visual-visual yang menarik akun-akun ini berhasil mengubah Instagram menjadi sebuah arsip digital yang kaya akan informasi sejarah. Konten yang disajikan tidak hanya informatif tetapi juga mudah diakses oleh generasi muda dan menjadikannya sebagai alat pembelajaran yang efektif.

Potensi Instagram dalam Pembelajaran Sejarah

Generasi Z dianggap sebagai generasi yang sangat peka terhadap pendekatan visual. Instagram dapat menyampaikan kisah sejarah dengan cara yang lebih hidup dan menarik dengan konten berbasis foto, video, dan infografis. Misalnya, video pendek dengan ilustrasi menarik dapat digunakan untuk menceritakan kisah tokoh sejarah. Infografis membuat penjelasan peristiwa kompleks lebih sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, fitur Instagram yang interaktif memungkinkan untuk melibatkan audiens dalam proses belajar. Dengan menggunakan fitur tanya-jawab, komentar, dan polling, pendidik atau pembuat konten dapat berbicara satu sama lain. Metode ini mengubah pembelajaran sejarah menjadi diskusi yang mendorong partisipasi aktif. Studi menunjukkan bahwa menggunakan platform media sosial seperti Instagram dapat meningkatkan minat siswa dalam sejarah. Studi oleh Musthafa et al. (2023) menemukan bahwa penggunaan Instagram sebagai alat pembelajaran sejarah meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPS sebesar 67%. Angka ini menunjukkan bahwa platform ini efektif dalam meningkatkan partisipasi siswa.

Instagram tentu juga mempunyai keterbatasan meskipun memiliki banyak manfaat. Tidak semua materi sejarah dapat disampaikan secara visual. Selain itu, konten hiburan di Instagram memiliki kemampuan untuk mengalihkan perhatian pengguna dari konten yang bersifat pendidikan. Akibatnya, sangat penting bagi pendidik dan pembuat konten untuk membuat rencana yang dapat memanfaatkan Instagram sebagai media pembelajaran. Peluang untuk menggabungkan pendidikan formal dengan media sosial sangat besar di masa depan. Kebijakan yang mendukung literasi digital dan kolaborasi antara institusi pendidikan dan teknologi dapat membuat media sosial menjadi lebih penting dalam proses pendidikan. Sekolah, misalnya, dapat bekerja sama dengan pembuat konten sejarah untuk membuat materi pembelajaran yang menarik. Pelatihan literasi digital juga dapat membantu siswa menggunakan Instagram sebagai sumber pembelajaran.

Jadi dapat dikatakan bahwa Instagram memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pembelajaran sejarah yang relevan dan menarik bagi Generasi Z karena fitur visualnya yang interaktif. Instagram memiliki banyak peluang untuk dimasukkan ke dalam pendidikan formal, meskipun terdapat keterbatasan seperti format yang terbatas dan kemungkinan distraksi. Instagram dapat menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran sejarah jika digunakan dengan benar. Dengan mengemas sejarah dalam format yang ringan,visual dan mudah di akses dapat membantu Generasi Z memahami dan menghargai sejarah, membangun identitas, dan belajar dari masa lalu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

 REFERENSI 

We Are Social & Hootsuite. (2019). Digital 2019 Indonesia. We Are Social & Hootsuite. https://es.slideshare.net/DataReportal/digital-2019-indonesiajanuary-2019-v01?from_action=save

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun