Mohon tunggu...
Ghina Saniyyah
Ghina Saniyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haiii, Saya Ghina Saniyyah bisa dipanggil ghina, sani, ina, atau nana. saya sangat menyukai berenang, alam dan hujan. Semoga tulisan yang saya bagi ke kalian dapat bermanfaat yaa..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

P3L (Pelatihan Pengelolaan Potensi Lokal) Bersama KKN MMK Sosiologi 2024

13 September 2024   07:49 Diperbarui: 13 September 2024   07:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Desa Batur merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Getasan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Letaknya di lereng Gunung Merbabu menjadikannya desa dengan lahan pertanian membentang yang masih beroperasi hingga saat ini.

Anak-anak muda zaman sekarang perlahan memudar minatnya terhadap bidang pertanian dan memilih untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Selain minat kaum muda yang menurun, masyarakat juga mengeluhkan terkait harga hasil pertanian yang sering merosot, sehingga mereka terpaksa membuang sebagian hasil pertanian agar tidak terjadi penurunan harga lebih parah sebab kelebihan supply.

Mahasiswa KKN Mandiri Misi Khusus UIN Walisongo Semarang mengambil langkah untuk mengadakan Pelatihan Pengelolaan Potensi Lokal (P3L) pada bulan Juli lalu untuk menjawab keresahan masyarakat atas kerugian petani apabila hasil pertanian dan perkebunan memiliki jumlah supply meningkat yang tidak seimbang dengan demind di masyarakat selaku konsumen.

Produk olahan kentang mustofa menjadi pilihan alternatif pada contoh produk lokal pada pelatihan di bulan Juli lalu. Selain karena mudah diolah, kentang merupakan hasil pertanian yang dapat ditanam dimanapun, terutama di dataran tinggi Desa Batur. Kentang mustofa identik dengan olahannya yang berbentuk stik-stik kecil renyah dengan bumbu balado, dapat menarik minat lebih banyak orang untuk menyajikannya sebagai lauk maupun cemilan dengan ketahanan pangan yang tinggi apabila diolah, dikemas, dan disimpan dengan baik.

Dalam bentuk produk lain, masyarakat dapat mengaplikasikan praktik tersebut pada olahan cabai dan hasil kebun lainnya untuk mempertahankan kualitas harga hasil perkebunan dan pertaniannya, terutama ketika hasil alamnya sedang melimpah. Mengingat desa ini telah menghasilkan banyak produk pertanian dalam bentuk sayuran segar kemasan yang dikirim antar kota bahkan ke beberapa negara. Bagaimana dengan desa kalian??


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun