Mohon tunggu...
Ghina Rahelia
Ghina Rahelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

skyaddict

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menelusuri Stoicism dalam Kaca Mata Islam: Filosofi Tenang di Tengah Gejolak Kecemasan

19 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:50 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/6NOtWb2tB

 Apa itu Stoicisme? 

Stoicisme adalah sebuah aliran filsafat yunani kuno yang menekankan pada pengendalian diri, ketenangan batin, dan kebebasan dari emosi negatif melalui rasionalitas dan kebijaksanaan. Filsafat ini bertujuan membantu manusia menjalani hidup dengan ketenangan batin melalui pengendalian diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali. Filsafat ini mengajarkan untuk mencermati empat jenis emosi negatif yang menjauhkan diri kita dari kebahagiaan (ketenangan batin) yaitu: iri hati, takut, rasa sesal atau pahit, dan kesenangan (Henry Manampiring, 2019)

Filsafat ini sering kali dijadikan pedoman hidup yang konkret untuk menghadapi ketidakpastian dengan sikap yang teguh dan bijaksana. Karna Stoicisme mengajarkan bagaimana cara untuk menerima keadaan yang tidak dapat dirubah, merubah apa yang dapat dirubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan keduanya. Hakikat dari aliran filsafat ini adalah mengajak manusia agar mampu menyikapi segala sesuatu secara rasional. Dan sudah banyak sekali orang yang menjadikan Filsafat ini sebagai gaya hidup anti stress. Namun, apakah aliran filsafat Stoicisme diperbolehkan dalam Islam?

Stoicisme Dalam Islam

Dalam islam tentu saja terdapat prinsip-prinsip yang sejalan dengan nilai-nilai Stoicisme, namun tetap saja ada beberapa nilai yang tidak sesuai dengan akidah atau syariat islam, seperti dalam kehidupan berbasis akidah, Stoicisme cenderung filosofis yang mengaitkan segala sesuatu secara rasional sementara islam selalu mengaitkan kehidupan manusia dengan keyakinan kepada Allah dan hari akhir.

Stoicisme pula lebih fokus pada ketenangan batin dan rasionalitas, tetapi tidak membahas hubungan spiritual dengan sang Pencipta sedangkan didalam islam ketenangan batin sejati (sakinah) hanya bisa dicapai melalui zikir, shalat, dan kedekatan dengan Allah.

Islam memang meperbolehkan kita untuk mempelajari dan mengambil nilai-nilai baik dari filsafat tertentu seperti Stoicisme, namun tetap dalam batasan dan tidak bertentangan dengan akidah dan syariat, adapun Stoicisme sendiri memang memiliki nilai-nilai yang dapat sejalan dengan ajaran islam, beberapa nilai tersebut bahkan sesuai dengan yang diajarkan oleh Al-Quran dan Hadits.  Contohnya, Stoicisme mengajarkan pengendalian diri atas emosi negatif seperti kesedihan dan amarah. Begitu pula, hal ini telah diajarkan di dalam Islam dan disebut sebagai Mujahadah an nafs (mengendalikan hawa nafsu). Sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi: 

                                                  

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami..." (QS. Al-Ankabut: 69)

Selain itu, Stoicism mengajarkan untuk fokus kepada hal-hal yang sudah berada di dalam kendali kita, seperti pemikiran dan tindakan. sedangkan hal-hal yang berada diluar kendali kita, diserahkan sepenuhnya kepada takdir. hal ini mirip dengan konsep Tawakkal dalam islam yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah mengusahakan yang dapat diusahakan. Hal ini telah disebut dalam ayat yang berbunyi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun