Mohon tunggu...
Ghina Maharany
Ghina Maharany Mohon Tunggu... Mahasiswa - psikologi dan mental health

Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stop Bullying di Media Sosial

28 Desember 2023   19:21 Diperbarui: 28 Desember 2023   19:35 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying di media sosial telah menjadi ancaman serius terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat secara luas. Dampak negatifnya tidak hanya terbatas pada lingkup psikologis, tetapi juga merambah ke aspek-aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental menjadi salah satu korban utama dari perilaku ini. Serangan verbal, penghinaan, dan ancaman online dapat menciptakan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, berpotensi memicu gangguan mental seperti depresi. 

Upaya untuk menghentikan perundungan di media sosial adalah langkah yang sangat positif. Semua orang berhak merasa aman dan dihormati secara online. Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan budaya yang lebih menghargai keberagaman dan empati. Menghentikan perundungan di media sosial adalah suatu misi bersama yang memerlukan kolaborasi luas dari berbagai pihak. Dampak perundungan secara online tidak hanya mencakup kerugian psikologis bagi individu yang menjadi korban, tetapi juga berpotensi merusak jaringan sosial secara lebih luas dan menciptakan lingkungan online yang tidak sehat. 

Salah satu aspek kunci dalam mengatasi perundungan adalah memastikan kepatuhan terhadap kebijakan anti-perundungan di platform media sosial. Perusahaan teknologi harus mengambil langkah proaktif dalam memantau dan menanggapi konten yang bersifat merugikan atau mengancam. Selain itu, penting untuk meningkatkan transparansi dan akun stabilitas dalam penanganan laporan perundungan. 

Namun, tanggung jawab tidak hanya ada pada platform media sosial. Edukasi menjadi faktor kunci dalam menciptakan perubahan budaya. Peningkatan kesadaran tentang dampak perundungan, pelatihan tentang etika daring, dan peningkatan empati online perlu diperkuat di semua tingkatan masyarakat. Dengan begitu, kita dapat membentuk pengguna media sosial yang lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain. 

Dampak bullying di media sosial tidak dapat diabaikan. Korban bullying sering kali mengalami isolasi sosial, merasa enggan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Isolasi ini dapat memperburuk kondisi psikologis korban, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan menyedihkan sehingga kasus bullying di media sosial dapat menimbulkan masalah yang cukup serius . Pengaruh ini mengakibatkan korban bullying mengambil Keputusan yang salah. Bullying online juga memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kesehatan fisik individu. 

Stres yang berkelanjutan dapat membawa dampak negatif pada sistem kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan risiko gangguan tidur, gangguan pencernaan, masalah Kesehatan, gangguan mental, dan berpikir untuk mengakhiri hidup. Dengan menyadari dampak-dampak ini, penting bagi kita semua untuk bekerja bersama-sama menciptakan lingkungan online yang lebih positif dan mendukung, serta untuk menggalakkan kampanye anti-bullying guna melindungi kesejahteraan mental dan fisik masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun