Nama : Ghina Maharani
NIM : 202110230311400
Keluarga mempunyai peran penting dalam perkembangan anak, terutama pola asuh yang digunakan orang tua. Pola asuh orang tua merupakan cara orang tua dalam mendidik dan membesarkan seorang anak, juga dalam memenuhi kebutuhan psikis dan fisiknya. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan kepribadian dan karakter anak. Tetapi terkadang orang tua tidak menyadari pola asuh yang mereka gunakan menyimpang dari yang seharusnya. Banyak di antara meraka mewajarkan kekerasan terhadap anak, mereka cenderung tegas dalam mendidik hingga tidak jarang dari mereka memarahi, mengancam sampai memukul yang akhirnya menjadi kekerasan terhadap anak yang bisa disebut kekerasan verbal dan kekerasan fisik.
Kekerasan verbal yang sering dilakukan oleh orang tua yaitu, merendahkan, mempermalukan, menyalahkan, mengancam, membanding-bandikan anak, predeksi negatif, penolakan, melebih-lebihkan kesalahan yang dibuat anak dan berkata-kata yang tidak baik terhadap anak. Sedangkan kekerasan fisik yang sering dilakukan orang tua adalah memukul dan menampar. Akibat dari kekerasan fisik yaitu luka, memar dan benjolan. Dampak psikologis dari kekerasan-kekerasan tersebut adalah anak menarik diri dari lingkungan sekitar dan merasa malu karena cedera tubuh hingga menyebabkan kepercayaan diri anak tersebut hilang.
Ketika orang tua melakukan kekerasan terhadap anak (Child Abuse) akan berdampak terhadap caranya bergaul. Ia tidak mempunyai cukup kemampuan untuk bersosialisasi dan cendurung menghidari interaksi dengan teman sebaya.
Orang tua yang menunjukkan kepedulian, penerimaan, cinta dan kasih sayang, serta emosi yang tulus dan kedekatan dengan anak akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Tetapi apabila sikap orang tua yang diterima oleh anak dalam bentuk kekerasan seperti memukul, memarahi, memaki dan mengabaikaan, maka menyebabkan kepercayaan diri yang dimiliki anak akan rendah (Basori, 2017).
Kepercayaan diri adalah kemampuan seseorang dalam memahami tentang dirinya sendiri, mampu berinteraksi dan percaya akan kemampuan diri sendiri serta dapat melakukan hal-hal tanpa merasa cemas dan ragu. Dengan kepercayaan diri seorang anak dapat tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter positif.
Orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dapat melakukan segala hal tanpa merasa takut atau ragu, memiliki potensi yang bagus dalam melakukan berbagai hal, mempunyai energi positif, mudah bersosialisasi, bergaul dan cenderung disenangi orang-orang. Orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah , ia tidak mempunyai keyakinan terhadap potensi yang dimilikinya, menutup diri sehingga tidak mudah bersosialisasi dan begaul dan dapat memancarkan energi yang negatif.
Orang yang selalu mampu tampil percaya diri biasanya mereka yang mempunyai latar belakang keluarga yang baik karena orang tuanya sudah mendidiknya menjadi pribadi yang percaya diri sejak kecil. Tetapi membangun kepercayaan diri dari seorang anak bukan hal yang mudah dan cepat, melainkan membutuhkan proses yang lambat, kesabaran, dan dorongan dari diri sendiri dan orang tua berupa rasa dicintai, dihargai, dihormati, apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan hingga pujian intersif. Dengan begitu anak akan merasa dihargai sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Demikian itu pola asuh yang digunakan orang tua sangat penting karena mempengaruhi perkembangan anak dalam memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hendaknya orang tua memahami pola asuh yang digunakan dan menghindari pola asuh yang mengarah ke child abuse.Â
Daftar Pustaka