Diare, salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia bahkan dunia saat ini. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan serius terhadap balita dengan tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi.
Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2020, Diare menjadi penyumbang kematian kedua setelah pneumonia pada bayi usia 29 hari-11 bulan sekitar 9,8% dan 4,5% dari total kematian pada kelompok balita usia 12-59 bulan. menurut (Soenarto et al, 2017) dan berdasarkan data Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN), Kasus balita dengan diare cair akut akibat rotavirus pada rawat inap mencapai sekitar 45%.
Rotavirus yakni virus yang menyebabkan penyakit diare berat yang menginfeksi usus dan umumnya dialami oleh bayi, balita, dan anak-anak. Terkait kasus tersebut, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencanangkan dan mengupayakan program imunisasi rotavirus (RV) secara nasional untuk mencegah kejadian diare berat pada balita. Imunisasi rotavirus juga menjadi vaksin yang paling direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Pada keterangan resmi juru bicara Kementrian Kesehatan mengungkapkan bahwa sasaran program imunisasi rotavirus (RV) diberikan saat anak usia 2 bulan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu tiap dosis, pada dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari. Pelaksanaan pemberian imunisasi RV secara nasional pada 15 Agustus 2023 di Sulawesi Selatan sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78.” Ungkap dr. Syahril, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Gejala infeksi rotavirus diantaranya : diare berat, demam, muntah dan dehidrasi. Rotavirus dapat bertahan hingga 10 hari sesudah gejala mereda,dan selama itu virus dengan mudah menyebar melalui kontak tangan atau mulut anak-anak. Penularannya meliputi ketidakhigienisan olahan makanan dan minuman atau kontak secara fisik. Reaksi umum yang mungkin terjadi diantaranya: demam, muntah, diare, dan perubahan perilaku pada anak dampak respons imun tubuh terhadap vaksin RV. Maxi Rein sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, menekankan untuk memperhatikan jadwal imunisasi yang tepat. Apabila pemberian tidak sesuai dan terlambat dari jadwal yang seharusnya, imunisasi masih dapat dilakukan sebelum anak mencapai usia 6 bulan paling lambat.
Upaya kemenkes terkait pelayanan imunisasi RV dapat diakses di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk Posyandu dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi rutin. Mengenai hal itu, WHO Indonesia mengapresiasi dan akan terus mendukung pemerintah Indonesia dalam langkahnya mencanangkan imunisasi Rotavirus secara nasional.
Mari ciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, tangguh, cerdas dan kuat dengan melindungi anak – anak Indonesia dari bahaya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) salah satunya adalah diare berat akibat Rotavirus.
Sumber :
Dikutip dari.World Health Organization. Rotavirus. Diakses pada 2023.
Dikutip dari.Unicef/Indonesia/kesehatan/perancangan-nasional-perluasan-imunisasi-rotavirus-rv.Diakses pada Agustus 2023
Dikutip dari.Timesindonesia/kesehatan/464677/kemenkes-cegah-diare-berat-imunisasi-rotavirus-digelar-15-agustus-2023. Diakses pada Agustus 2023