Semakin berjalannya waktu maka akan terjadi suatu perubahan, baik dari segi teknologi, pendidikan, ekonomi, dan lainnya yang menuntut setiap orang untuk mengikuti perkembangan tersebut dan terus belajar. Ketika seseorang tersebut mungkin sedikit kewalahan karena dikejar berbagai “deadline” hal ini dapat menyebabkan stres. Menurut Hardjana (1994) mengatakan bahwa stres adalah kondisi ketika seorang individu tidak mampu untuk mengatasi suatu tekanan baik yang nyata maupun tidak, dimana hal ini berpengaruh pada keadaan serta sumber daya biologis, fisiologi, psikologis, dan sosial yang dimiliki individu tersebut.
Menurut data Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sebesar 55% masyarakat di Indonesia mengalami stres, dengan kategori tingkat stres sangat berat sebesar 0,8% dan stres ringan sebesar 34,5% (Direja, 2020). Temuan dari survei Ipsos Global yang bertajuk Health Service Monitor 2023 juga menunjukkan bahwa stres menempati urutan ke-3 dengan 30% responden menyatakan sebagai masalah kesehatan yang mengkhawatirkan. Selain itu, menurut laporan survei Deloitte, anak muda dari kelompok milenial hingga generasi Z adalah kalangan yang paling rentang mengalami stres. Faktor utama yang menyebabkan stres adalah prospek kerja atau karies dengan responden sebanyak 50%.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Work and Occupations, menyatakan bahwa ada korelasi langsung antara manajemen waktu karyawan dengan keterlibatan mereka di tempat kerja dan bidang lain dalam kehidupan. Karyawan yang memiliki kemampuan mengelola waktu dengan baik lebih siap dalam menghadapi stres yang muncul akibat pekerjaan. "Ketika Anda memiliki lebih sedikit waktu untuk menangani hal-hal penting, stres dan kecemasan untuk bekerja dapat membebani Anda," jelas Philip G. Levendusky, PhD., mantan direktur Departemen Psikologi di Rumah Sakit McLean. "Mereka yang kesulitan mengatur waktu cenderung mengalami stres, masalah tidur, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Mereka juga mungkin mulai menunjukkan gejala kelelahan di tempat kerja." Maka dari itu, penting untuk mengetahui dan terus mengembangkan kemampuan dalam memanajamen waktu yang baik dan tepat untuk kita. Dengan kita mengelola waktu, akan banyak pekerjaan yang sedikit demi sedikit terselesaikan dan tidak menjadi beban pikiran yang akhirnya membuat kita stres karena kelupaan serta menunda-nunda dalam menyelesaikannya.
Oleh karena itu, artikel ini akan membagikan tips dan trik mengatasi stres dengan manajemen waktu, di antaranya adalah:
Prioritaskan tugas dengan mengidentifikasi dan menetapkan dengan mengutamakan tugas yang paling penting dan mendesak
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Matriks Eisenhower. Dimana, tugas dikategorikan menjadi 4 berdasar pada urgensi dan kepentingannya, yaitu mendesak dan penting, penting tetapi tidak mendesak, mendesak tetapi tidak penting, dan tidak mendesak maupun penting.
Penggunaan kalender dan penjadwalan dengan mencatat jadwal dan tenggat waktu dalam kalender atau aplikasi penjadwalan untuk mengatur waktu dengan lebih efisien
Dengan memanfaatkan kalender serta melakukan penjadwalan secara berkala maka kita dapat mengetahui hal-hal yang perlu diselesaikan sesuai tenggat yang sudah diberikan. Selain itu, kita akan merasa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan menjalankan komitmen.
Pembagian waktu dengan memecah waktu menjadi lebih kecil yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan untuk memastikan fokus dan efisiensi
Kita seringkali merasa malas atau takut untuk menyelesaikan tugas besar karena mungkin banyaknya halaman yang harus dikerjakan atau tebalnya buku yang harus diringkas. Selain itu, kita juga dikejar tugas-tugas yang lainnya. Sehingga, kita pun menunda-nunda untuk mengerjakannya Maka, kita perlu untuk membagi tugas menjadi kecil-kecil seperti mengerjakan soal Matematika materi Pohon Faktor. Seperti, apabila kita diberikan tugas untuk menulis suatu laporan ilmiah, kita dapat membaginya menjadi beberapa langkah seperti menentukan tema terlebih dahulu, membuat kerangka, menulis pendahuluan, dan selanjutnya. Pendekatan ini tidak hanya membuat tugas lebih mudah dikelola tapi juga memberikan rasa pencapaian ketika kita sudah menyelesaikan setiap langkah.
4. Delegasi dengan menetapkan tugas kepada orang lain yang memiliki keterampilan dan waktu yang lebih tepat.