Mohon tunggu...
GHINA KHAIRUNNAJAH
GHINA KHAIRUNNAJAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA| PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010167

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

TB - 2 Kebatinan Mangkunegara IV Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   17:30 Diperbarui: 28 November 2024   17:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepekaan sosial dan empati juga mengarah pada transparansi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang empatik tidak hanya akan memperhatikan kebutuhan masyarakat, tetapi juga akan terbuka dalam menjelaskan bagaimana suatu keputusan diambil dan apa alasan di baliknya. Transparansi ini sangat penting dalam membangun rasa kepercayaan antara pemimpin dan masyarakat. Ketika masyarakat merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, mereka akan lebih menghargai kebijakan yang dihasilkan dan mendukung implementasinya.

Pemimpin yang transparan dan berbasis empati akan memberikan penjelasan yang jelas mengenai manfaat dan dampak dari setiap kebijakan yang diambil, serta menjawab setiap pertanyaan dan kekhawatiran yang mungkin timbul. Dengan demikian, keputusan yang diambil tidak hanya akan diterima dengan baik oleh masyarakat, tetapi juga akan mengurangi peluang bagi praktik korupsi, karena segala sesuatu dilakukan dengan keterbukaan yang jelas dan terbuka.

8. Meningkatkan Kualitas Partisipasi Publik

Empati dan kepekaan sosial juga memungkinkan pemimpin untuk meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembuatan kebijakan. Seorang pemimpin yang empatik akan lebih menghargai dan melibatkan masyarakat dalam proses demokrasi, baik dalam musyawarah, konsultasi publik, maupun forum diskusi terbuka. Partisipasi publik yang berkualitas akan meningkatkan legitimasi kebijakan yang diambil dan memastikan bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pemimpin yang melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan akan menciptakan kebijakan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tepat sasaran. Selain itu, dengan mendengarkan dan memperhatikan masukan masyarakat, pemimpin dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan.

9. Menumbuhkan Rasa Tanggung

Kepekaan sosial dan empati akan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial pada pemimpin dan masyarakat. Pemimpin yang empatik akan merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan seluruh rakyatnya dan akan memastikan kebijakan yang diambil membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Rasa tanggung jawab sosial ini mendorong pemimpin untuk berpikir jangka panjang, mempertimbangkan dampak dari kebijakan yang diambil, dan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

10. Menghormati Keberagaman dan Mencegah Diskriminasi

Kepekaan sosial dan empati dalam filosofi Mangkunegaran IV mengajarkan pemimpin untuk menghormati keberagaman yang ada dalam masyarakat dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak mendiskriminasi kelompok-kelompok tertentu. Pemimpin yang empatik akan lebih memperhatikan hak-hak setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial, agama, atau budaya mereka. Keputusan yang adil dan inklusif akan membantu mencegah ketidaksetaraan dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai.

Bagaimana keseimbangan antara spiritualitas dan rasionalitas dalam filosofi kepemimpinan Mangkunegaran IV berkontribusi pada pengambilan keputusan yang etis?

1. Spiritualitas sebagai Landasan Moral yang Kokoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun