Mohon tunggu...
Ghina Fadillah
Ghina Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature

Buah Parijoto

27 Desember 2024   19:50 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah parijoto (Medinilla speciosa) dikenal sebagai tanaman endemik Indonesia yang memiliki keunikan dari segi bentuk, warna, dan khasiatnya. Tanaman ini banyak ditemukan di kawasan dataran tinggi seperti Gunung Muria, Jawa Tengah. Parijoto memiliki buah kecil berbentuk bulat, dengan warna ungu cerah saat matang, yang menjadikannya daya tarik tersendiri. Selain itu, buah ini memiliki reputasi dalam pengobatan tradisional, terutama untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan ibu hamil.

Secara ilmiah, buah parijoto kaya akan senyawa bioaktif, seperti flavonoid, tanin, saponin, dan antosianin, yang memberikan manfaat antioksidan tinggi. Kandungan flavonoid di dalamnya berfungsi melawan radikal bebas, sehingga membantu mencegah kerusakan sel dan memperlambat penuaan dini. Antosianin, senyawa yang memberikan warna ungu pada buah, terbukti memiliki sifat antiinflamasi, antikanker, dan pelindung kardiovaskular.

Ekstrak buah parijoto memiliki potensi sebagai agen antibakteri dan antijamur. Ekstrak ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang sering menjadi penyebab infeksi saluran pencernaan dan kulit. Lebih jauh, kandungan polifenol dalam parijoto juga dipercaya dapat memperbaiki profil lipid darah, menjadikannya baik untuk mencegah penyakit jantung.

Tidak hanya dari segi kesehatan, parijoto juga memiliki nilai budaya. Masyarakat tradisional Jawa menganggap buah ini sebagai simbol keberuntungan, terutama dalam hal kesuburan. Ibu hamil sering dianjurkan untuk mengonsumsinya agar bayi yang lahir sehat dan tampan. Kepercayaan ini berpadu dengan manfaat ilmiah, menjadikan parijoto tidak hanya tumbuhan obat tetapi juga bagian dari tradisi.

Namun, penting untuk diingat bahwa meski parijoto memiliki berbagai manfaat, penggunaannya harus bijaksana. Konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat memicu gangguan pencernaan karena kandungan taninnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lanjutan mengenai dosis optimal dan keamanan jangka panjang.

Sebagai buah yang kaya manfaat dan bernilai budaya, parijoto layak untuk dilestarikan dan dimanfaatkan lebih luas. Penelitian lebih lanjut dapat membantu membuka potensi lain dari buah ini dalam bidang farmasi, nutrisi, dan kosmetik, sehingga memperluas manfaatnya untuk masyarakat modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun