Dalam konteks pendidikan pemahaman mendalam tentang pertumbuhan dan perkembanganmenjadi fondasi penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif. Pertumbuhan dan perkembangan ini mencakup dua aspek utama yang saling berkaitan - aspek fisik yang bersifat kuantitatif dan aspek perkembangan yang bersifat kualitatif.Â
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
-Pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis, bersifat fisik dan dapat diukur.
- Perubahan ini meliputi pertumbuhan badan, kaki, kepala, jantung, paru-paru dll.
- Pertumbuhan tidak tepat jika dikaitkan dengan aspek rohani seperti ingatan, berpikir, kecerdasan.
- Â Teori Perkembangan Jean Piaget
- Perkembangan kognitif anak bergantung pada interaksi dengan lingkungan
- Terdapat dua konsep adaptasi penting:
 a. Asimilasi: Penyesuaian terhadap skema yang ada (contoh: anak mengenali anjing dengan ciri berkaki empat)
 b. Akomodasi: Penyesuaian skema lama dengan situasi baru (contoh: membedakan anjing dengan kambing)
- Piaget membagi 4 tahapan perkembangan:
 a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pemahaman sebatas indrawi
 b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai berbahasa dan bersifat egosentris
Ketika kita berbicara tentang pertumbuhan, fokus utamanya adalah pada perubahan fisik yang dapat diukur, seperti pertambahan tinggi dan berat badan. Sementara itu, perkembangan melibatkan aspek yang lebih kompleks, mencakup perubahan kognitif, emosional, sosial, dan moral. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi dalam membentuk kepribadian dan kemampuan belajar peserta didik secara menyeluruh.
- Definisi Pertumbuhan Menurut Sumarto dan Hartono (1994) yaitu perubahan kuantitatif menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologism, meliputi pertumbuhan badan, kaki, kepala, dan organ internal (jantung, paru-paru). Definisi Perkembangan (menurut F.J. Monks) yaitu proses menuju arah yang lebih sempurna bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali, dan perkembangan merupakan proses yang kekal dan tetap menuju tingkat integrasi yang lebih tinggi. Â Â Â Â Â
- Dalam ranah teori perkembangan kognitif, dua tokoh besar yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky memberikan kontribusi pemikiran yang sangat berharga. Piaget menekankan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui tahapan-tahapan yang berurutan, di mana setiap tahap dipengaruhi oleh interaksi anak dengan lingkungannya. Di sisi lain, Vygotsky memperkenalkan konsep "zona perkembangan proksimal" dan menekankan pentingnya interaksi sosial serta budaya dalam proses pembelajaran. Kedua teori ini memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana anak-anak belajar dan berkembang
2. Perkembangan Psikomotorik
- Melibatkan kontrol gerakan tubuh melalui koordinasi saraf pusat dan otot
- Terbagi menjadi dua jenis:
 a. Keterampilan motorik halus: menulis, menggambar, kecekatan jari
 b. Keterampilan motorik kasar: berjalan, berlari, melompat
- Perkembangan optimal pada masa golden age (0-6 tahun)
- Karakteristik perkembangan berdasarkan usia:
 -0-6 bulan: Masih menggunakan gerak refleks, mulai bisa mengangkat kepala
Keterampilan motorik, baik halus maupun kasar, sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan tugas-tugas pembelajaran yang membutuhkan koordinasi fisik. Pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek kognitif, emosional, sosial, dan psikomotor menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi setiap peserta didik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang psikologi pendidikan, para guru dapat merancang strategi pembelajaran yang tidak hanya efektif tetapi juga sesuai dengan kebutuhan perkembangan masing-masing peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H