Mohon tunggu...
ghinaarb
ghinaarb Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa

Be grateful for what you have

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z : Generasi Yang Tak Takut Bicara, Tapi Takut Tak Di Hargai

27 November 2024   22:30 Diperbarui: 27 November 2024   22:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disusun oleh : Ghinaa Rodhiita Bahjati dan Reva Indira Pratama Putri

  Generasi Z ini terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan tahun 2000 hingga tahun 2010. Mereka sering disebut sebagai generasi yang terbuka, pintar, dan sangat terkait dengan dunia digital. Mereka terkenal karena keberaniannya dalam menyuarakan pendapat tentang isu-isu tentang sosial, politik, dan lingkungan hidup melalui berbagai platform media sosial. Dengan kemampuan tak terbatas untuk mengakses informasi dan berinteraksi di dunia maya, Gen Z berhasil menciptakan budaya kebebasan yang segar.


  Mereka terbiasa menyuarakan pendapat mereka tanpa ragu, namun ada konflik yang mendalam dalam cara mereka berhubungan dengan dunia. Bagi mereka, berbicara dengan keberanian juga membawa ketakutan jika apa yang mereka sampaikan tidak dipedulikan dan dihargai. Rasa takut ini dapat memunculkan perasaan emosional di mana keinginan untuk mengungkapkan pendapat harus sejalan dengan keinginan untuk dihormati dan diterima oleh orang lain.


  Sebagai generasi yang tumbuh di era digital dan media sosial, Generasi Z sangat sensitif terhadap pengaruh eksternal yang kerap memengaruhi pandangan mereka terhadap diri sendiri dan pandangan masyarakat terhadap mereka. Maka, mereka cenderung sensitif terhadap kritikan dan merindukan penghargaan atas sumbangannya. Di tengah situasi ini, Generasi Z dihadapkan pada tantangan yang cukup besar. Mereka merasa ingin mengemukakan pendapat dan menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya, namun terkadang merasa khawatir karena takut diabaikan atau diserang.

  Generasi Z, yang lahir antara tahun 2000an hingga 2010an, adalah generasi yang tumbuh di era di mana teknologi dan media sosial semakin menghubungkan mereka dengan dunia. Kehadiran mereka dalam era digital telah membentuk cara mereka berinteraksi dengan dunia dan menyampaikan pendapat dengan sempurna. Generasi Z dikenal karena keberaniannya dalam mengutarakan isu-isu vital, mulai dari hak asasi manusia hingga perubahan iklim dan persoalan kesehatan mental. Mereka dengan berani menyuarakan pendapat mereka dan mendukung kebutuhan akan perubahan. Namun, di balik keberanian itu, seringkali tersembunyi rasa takut yang tidak terlihat. Ketakutan yang sering kali diabaikan atau bahkan intimidasi yang dialami karena menyuarakan pendapat mereka. Ini adalah ketakutan tidak mendapat penghormatan atau bahkan diintimidasi ketika menyuarakan pendapat.

Hal­-Hal yang Melekat di Generasi Z :

1. Menyatakan pendapat dengan berani
  Salah satu karakteristik utama dari generasi Z adalah kepiawaian mereka dalam berkomunikasi dan mengekspresikan pendapat. Dengan tersedianya akses internet dan media sosial yang melimpah, generasi saat ini merasa memiliki wadah yang luas untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara terbuka. Generasi Z memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai topik-topik yang penting bagi mereka melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, serta YouTube.

  Mereka menyuarakan dukungan terhadap kelompok marginal, mengomentari ketidakadilan, serta memotivasi perubahan sosial. Generasi saat ini memiliki kecenderungan yang lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat dan lebih inklusif jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka berdiskusi mengenai pentingnya keberagaman, kesetaraan gender, dan saling menghormati sesama manusia tanpa mempermasalahkan latar belakang atau status sosial.


2. Merasa khawatir bahwa kita mungkin tidak dihargai atau diterima.
  Banyak dari mereka merasa tertekan untuk diakui dan diterima apa yang mereka katakan, walaupun mereka berani menyampaikan pendapat. Di era yang begitu terkoneksi, pendapat yang diungkapkan dapat dengan mudah memicu tanggapan baik atau buruk. Media sosial seringkali memperlihatkan bukti yang jelas bahwa pendapat yang tidak populer atau berbeda dapat dengan mudah diintimidasi dan dihina.

  Hal ini membuat Gen Z merasa tertekan untuk mengontrol kata-kata mereka agar tepat dengan norma yang diterima oleh masyarakat luas. Agar merasa aman dan dihormati di lingkungan online, bijaklah dalam mengungkapkan pendapat tertentu, terutama jika dianggap kontroversial. Kepengen ingin diakui atau diterima oleh komunitas online sering memengaruhi cara mereka menyampaikan pendapat.

3. Peran media sosial dalam membentuk harapan.
  Media sosial memiliki peranan penting dalam kehidupan Generasi Z, tetapi juga menyebabkan dampak negatif. Dengan menggunakan algoritme yang fokus pada konten yang menarik perhatian dengan cepat dan mendapatkan interaksi yang tinggi, Gen Z mungkin merasa perlu selalu aktif dan mengikuti tren terkini untuk dianggap relevan. Hal ini menciptakan situasi yang menegangkan antara keinginan berdiskusi mengenai hal-hal penting dan kekhawatiran akan adanya penilaian atau konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun