Mohon tunggu...
Humaniora

Gangster Ajang Eksistensi Diri

8 Desember 2016   07:26 Diperbarui: 8 Desember 2016   08:33 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gangster adalah sekolompok orang yang bergabung dan cenderung melakukan tindakan yang negatif. Istilah gangster tidak hanya dikalangan dewasa, namun dikalangan remaja. Dimana usia remaja adalah masa - masa ingin mendapatkan pengakuan atau menunjukkan eksistensi diri di lingkungan sekitarnya. Kemudian pada masa remaja ini sangat mudah terpengaruh dan dipengaruhi kepada hal yang negatif maupun positif.

Banyak pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan dari sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas hanya karena geng yang ada di sekolah tersebut memiliki nama yang besar. Ketika masih duduk di bangku SMP pun, mereka sering melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan para gangster di SMA yang sebenarnya dipandang buruk oleh sebagian masyarakat sekitar. Pandangan buruk itu tidak berlaku bagi para pelajar SMP yang sudah dari dulu mengincar ingin bergabung dalam geng tersebut, mereka malah beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh suatu kelompok geng tersebut bisa membuat mereka merasa hebat dan berkuasa. Dari sanalah timbul dorongan kuat untuk bergabung dalam gangster. Dan mereka memilih sekolah tersebut, bukan berdasarkan pada kualitas sekolah, melainkan karena geng yang berada di sekolah tersebut. Padahal ketika kita ingin bergabung ke dalam geng tersebut kita harus melalui beberapa tahap yang sudah mereka tentukan. Yang mana seleksi tersebut tidak semudah yang mereka pikirkan. 

Apa yang terlintas dibenak kalian ketika mendengar kata gangster? Bagi sebagian pelajar menganggap bahwa gangsteritu perlu ada di suatu sekolah (sekolah menengah atas) dan mereka bangga menjadi bagian dari gangster tersebut. Bagi sebagian pelajar lainnya gangsterterkadang mengganggu, karena ketika bertemu dengan SMA yang menjadi musuh sekolah mereka, mereka harus waspada karena walaupun bukan menjadi anggota gangster sekolah, terkadang tidak menutup kemungkinan kita menjadi korban aksi yang biasa disebut “klitih” karena tetap dianggap musuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun