Mohon tunggu...
Ghinaa Nur Fauziyah
Ghinaa Nur Fauziyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selamat Jalan Kakekku

26 September 2022   08:16 Diperbarui: 26 September 2022   08:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo namaku Ghinaa Nur Fauziyah, umurku 17 tahun, aku anak perempuan pertama. Aku akan menceritakan cerita bersejarah yang berjudul "Selamat Jalan Kakekku"

Pada minggu yang cerah keluargaku semua pergi ke Bogor untuk menjenguk saudara yang sedang sakit. Tetapi pada saat itu aku dan dua saudara perempuanku tidak ikut karena tidak ingin berpergian. Jadi, dirumahku saat itu kosong tidak ada orang selain aku dan saudaraku. Waktu sudah semakin malam, kami bergegas menuju rumah Nenek yang dimana rumah itupun sama tidak ada penghuninya karena semua orang ikut pergi keluar kota. Karena hari sudah semakin malam sebelum aku tertidur aku selalu melakukan aktivitas seperti cuci tangan, cuci kaki, cuci muka, gosok gigi dan lain lain serta tidak lupa untuk men-charge handphone, yang dimana posisinya jauh dari tempat tidur. Mereka semua sampai rumah nenek ketika aku dan satu saudaraku sudah tertidur pulas . Ayah dan Ibu serta Adik perempuanku pulang kerumah dalam posisi handphone keduanya mati karena kehabisan baterai saat perjalanan tadi.

Setelah berganti hari, kedua orangtuaku bersiap siap untuk memulai aktivitasnya. Pada pagi hari yang cerah itu orangtuaku baru sempat membuka handphone yang sudah dari malam mati yang kehabisan baterai. Setelah menghidupkan handphone orangtuaku melihat layar handphonenya yang sangat banyak notifikasi masuk dari Adik Ibuku yang berada di Bandung. Kedua orangtuaku sangat panik dan bertanya tanya ada apakah ini? orangtuaku memutuskan untuk menelpon balik dan memastikan keadaan semuanya baik baik saja. Tetapi angin kasih kabar bahwa semua itu tidak baik baik saja dimana ada kabar duka yang mereka sampaikan untuk kami sekeluarga disini,
bahwa Kakekku menghembuskan nafas terakhirnya pada usia ke-63 tahun tadi malam yang baru ketahuannya saat akan dibangunkan untuk shalat subuh.

Setelah mendengar kabar duka teresebut, Ayahku segera pergi memberi tahu aku yang masih tertidur dirumah Nenek, setelah sampai di rumah Nenek Ayah terlihat sangat cemas kemudian ditanya oleh Nenekku "ada apa a?" dan Ayahku menjawab "Ayah dari Istriku meninggal dunia tadi malam mah" aku yang masih tertidur setengah sadar setelah mendengar hal itu langsung beranjak dari tempat tidur, sebelum aku pulang ke rumah, aku segera mengambil handphoneku yang sedari malem sudah dicharge. Dan ternyata banyak sekali pesan yang masuk dan panggilan tidak terjawab dari saudaraku yang di Bandung, aku segera pulang kerumah untuk mandi, setelah mendengar kabar itu pikiranku sangat kacau,  sesampainya dirumah aku melihat Ibuku yang sedang mempersiapkan barang barang sambil menangis didalam kamarnya posisinya disitu pintu kamarnya tidak ditutup, aku tidak mau terlihat sedih didepan orangtuaku aku berusaha tegar , sabar dan ikhlas, setelah aku mandi dan bersiap siap, aku Ibu dan ayah serta Adikku segera pergi ke Bandung, Sebelum berangkat Kami memesan grab mobil terlebih dahulu, disepanjang jalan kami semua hanya terdiam tidak banyak berbicara.

Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam kami semua sudah tiba di Bandung, ternyata keluarga kerabat dan tetangga sudah berkumpul semua dirumah Nenekku, karena memang hanya tinggal menunggu keluarga Ibuku saja, keluarga Ibuku memang yang paling jauh dari pada anak anak alm. Kakeku yang lainnya. Kami semua masuk kerumah mengucapkan salam dan aku langsung di peluk erat oleh Tanteku yang kedua dan disitulah air mata ini jatuh yang tidak bisa aku tahan lagi. Tidak lama dari situ kita segera pergi lagi untuk memakamkan alm. Kakekku di Tasikmalaya, karena malam beliau sudah berpesan kepada Tanteku " Jika umur Bapak tidak lama lagi, Bapak ingin dimakamkan di Tasikmalaya agar dekat dengan Ibu Bapak."
Selama diperjalanan yang panjang saudara perempuanku menceritakan keadaan Kakekku sejak tadi malam, sampai menghembuskan nafas terakhirnya. "Semalam Abah baru saja dipijat , dan ingin tidur diruang Tv."  Pada saat Kakekku meminta untuk tidur diruang Tv tetapi tidak diizinkan oleh Tanteku karena memang tidak baik untuk kesehatannya, akhirnya Kakekku mengikuti saran dari Tanteku agar tidurnya dikamar saja. Saat menghembuskan nafas terakhirnya tidak ada satu orang pun yang mendampinginya karena posisinya Keluargaku yang ada di Bandung sedang tertidur, ketahuan saat akan dibangunkan shalat subuh oleh Nenekku tetapi tidak ada reaksi darinya. Nenekku panik segara memanggil cucunya yang ada disitu, Saudaraku ikut membantu untuk mencoba membangunkan tetapi sama saja tidak ada reaksinya. Saudaraku segara memanggil Omku yang ada dirumah, karena memang satu satunya laki laki yang ada dirumah itu selain Kakekku, karena yang lainnya masih kecil. Setelah Omku memasuki kamar, ia bergegas untuk membawa Kakekku ketengah rumah dan dichek semuanya memang sudah tidak ada nadinya, Kakekku selalu memakai peci untuk menghalangi mukanya dan saat dibuka Kakeku sudah dikerubuni oleh semut.

Tanteku memanggil Ustadz untuk memastikan semuanya itu benar atau tidak, dan ya semua itu benar Kakekku sudah tidak ada. Segeralah diumumkan di Masjid bahwa Kakekku sudah meninggal dunia, dan segera untuk dimandikan, dikafani, dishalatkan serta di makamkan. Keluarga Ibuku tidak menyaksikan semuanya, setalah sampai di Bandung akan segara berangkat ke pemakaman, jadi memang tidak ada moment saat terakhir sebelum dimakamkan. Saat sampai di Bandung, Kami sekeluarga disambut hangat oleh semuanya, tetapi sayangnya tidak banyak waktu untuk Kami melihat lebih lama lagi alm. Kakekku sebelum dimakamkan, karena waktu sudah semakin siang. Alm. Kakekku dibawa ke Tasikmalaya menggunakan mobil jenazah, keluarga yang lain menggunakan mobil pribadi. Didalam mobil jenazah hanya ada Ayah, Uwa dan Omku saja sisanya dimobil pribadi.

Setelah sampai Tasikmalaya  setelah kurang lebih 2 jam tepat di pemakaman, alm. Kakekku segara dimakamkan karena hari semakin siang, Kami semua mengaji serta berdoa bersama untuk alm.Kakekku. Kami semua juga untuk belajar mengikhlaskan kepergian dirinya untuk selama lamanya. Setelah dari pemakaman kami semua menuju rumah saudara kami yang ada disana untuk beristirahat sejenak, ada yang tidur dan ada yang mengobrol karena sudah lama tidak bertemu.  Karena hari sudah semakin malam kami sekeluarga pamitan untuk pulangke Bandung karena Keluarga kami tidak semua ikut untuk mengantarkan alm. Kakekku ke tempat istirahat terakhir nya. Selama perjalanan pulang aku sudah merasakan rindu kepada alm.Kakekku dan merasa menyesal karena tidak banyak membuat kenangan bersama dirinya pada saat hari hari terakhirnya dikarenakan jarak kita yang memang lumayan jauh jadi tidak bisa setiap hari bertemu seperti cucu yang lainnya .

Pertemuan terakhir sebelum Kakekku meninggal dunia yaitu saat Lebaran Idul Fitri Kakekku menginap dirumahku dan keesokan harinya langsung pulang lagi ke Bandung, saat mau pulang ke Bandung Ibuku dan Adik perempuanku ikut mengantarkan sembari ingin bermain di Alun-alun Bandung. Namun saat itu wku tidak ikut mengantarkan karena aku dan Ayahku ada acara lain bertemu teman teman. Jika aku tau itu pertemuan terakhirku dengan dirinya aku akan ikut pergi mengantarkan dirinya pulang ke Bandung. 


Saat dipertengahan jalan kami semua mampir untuk makan malam terlebih dahulu karena memang sudah jam makan malam. Sebelum makan, kami semua melaksanakan shalat magrib terlebih dahulu, setalah beres shalat Kami segara duduk di meja yang sudah disediakan. Pada saat itu kami sekeluarga makan sembari berbincang bincang sampai tidak terasa hari sudah semakin malam dan makanan pun sudah habis. Setalah makan kami tidak langsung pulang, tetapi berdiam ditempat itu melanjutkan pembicaraan yang tadi sambil menunggu makanannya turun. Setelah itu kami sekeluarga melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Saat sudah diperjalanan pulang Aku melihat saudara laki-lakiku sedang menangis dibelakang ku mungkin dirinya belum bisa mengikhlaskan kepergian kakekku, dan merasa sedih karena sudah tidak ada sosok Kakek yang baik seperti Kakekku. Setelah melihat itu aku ikut merasakan sedih kembali dan mengerti apa yang saudara laki-lakiku rasakan pada saat itu. Tetapi aku selalu menahan agar tidak menangis didepan banyak orang, aku selalu berusaha untuk tegar didepan orang banyak karena aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang Aku rasakan.

Dan akhirnya kami semua sampai di Bandung dengan selamat, kami segera bergegas menuju rumah Nenek karena sudah tengah malam. Aku bersama Keluargaku segera membersihkan badan dan beristirahat karena memang sudah cape sekali seharian itu melakukan aktivitas yang cukup banyak, akhirnya kami semua tertidur sangat pulas. Aku terbangun saat beberapa orang dirumah sudah terbangun, aku segera bangun dari tempat tidur dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah shalat, aku membantu menyampaikan makanan untuk sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas yang lainnya.

Setelah melakukan aktivitas lainnya, Ibuku dan Nenekku berbelanja kepasar membeli cemilan untuk nanti malam yang akan diadakan pengajian serta mendoakan alm. Kakekku yang sudah meninggal dunia. Saat Ibuku dan Nenekku berbelanja, kami yang ada dirumah membersihkan rumah dan menata barang-barang yang ada di rumah agar terlihat bersih dan rapih saat tamu datang nanti. Setalah Ibuku dan Nenekku sampai dirumah kami semua segara mempersiapkan makanan dan hidangan untuk para tamu yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun