Mohon tunggu...
Ghina Nada Maghfira
Ghina Nada Maghfira Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar di Tahun Terakhir SMA

Membaca. Menulis. Berempati.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tekanan Emosi, Penghalang dalam Berkonsentrasi

4 September 2020   17:30 Diperbarui: 5 September 2020   00:45 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tekanan Emosi pada Remaja (Sumber: psikoma.com)

Pihak terakhir adalah siswa itu sendiri. Siswa-siswa tersebut harus memiliki cara untuk mengatasi tekanan emosi mereka, seperti dengan cara membiasakan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dan menghindari jalan pemikiran yang tidak disiplin. 

Hal tersebut membuat siswa tidak akan berlarut-larut ketika mengalami takut atau khawatir dan mampu bangkit setiap menghadapi tantangan untuk meringankan serta melepaskan tekanan emosi yang ada dalam diri siswa. Apabila ketiga pihak tersebut telah melakukan solusi atas tekanan emosi pada siswa, maka konsentrasi belajar siswa tidak akan terhalangi oleh tekanan emosi yang ada dan mereka mampu belajar dengan maksimal.

Pemaparan-pemaparan di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam baik tidaknya konsentrasi siswa adalah tekanan emosi. Tekanan emosi pada siswa dapat membuat siswa tidak berusaha maksimal dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang kurang optimal. 

Terutama dengan kondisi emosional siswa berusia remaja yang masih belum matang, sehingga berpotensi memperparah tekanan emosi yang ada pada siswa. Tekanan emosi sendiri jika tidak mendapatkan penanggulangan juga akan berdampak pada masa depan siswa, khususnya pada perkuliahan atau dunia kerja. Siswa yang mengalami tekanan emosi yang berlebihan juga dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka.

Oleh karena itu, perlu ditemukan solusi agar tekanan emosi tersebut tidak akan menghalangi konsentrasi siswa. Pihak-pihak yang berperan penting dalam penanggulangannya yaitu pihak sekolah, pihak orang tua, serta siswa itu sendiri. Pihak sekolah dapat memfokuskan penanggulangan melalui Bimbingan Konseling, pihak orang tua juga dapat melakukannya dengan cara memerankan diri sebagai tempat berkeluh kesah para siswa. 

Siswa sendiri dapat menanggulangi tekanan emosi yang ada pada mereka dengan mempelajari cara penyelesaian masalah dan tidak berpaku pada kegagalan yang ada. Sehingga, apabila tekanan emosi siswa mendapatkan penanggulangan yang baik, maka siswa dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada pembelajaran mereka dan memperoleh hasil yang maksimal.

Tulisan ini dibuat oleh Peserta Remaja Belajar Menulis Konten Musim 3 Bastra ID

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun