Mohon tunggu...
Ghina Nada Maghfira
Ghina Nada Maghfira Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar di Tahun Terakhir SMA

Membaca. Menulis. Berempati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebudayaan Pandhalungan, Permata Tersembunyi Kabupaten Jember

29 Agustus 2020   17:08 Diperbarui: 29 Agustus 2020   17:05 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karnaval Pandhalungan Kabupaten Jember (Sumber: Tribun Jember)

Ada pun masyarakat Jember yang bukan merupakan pegiat seni atau akademisi namun telah mengetahui dan memahami kebudayaan pandhalungan yang terdapat di Kabupaten Jember dapat turut menyemarakkan pengenalan kebudayaan pandhalungan tersebut dengan cara aktif mengikuti acara-acara kesenian mengenai kebudayaan pandhalungan dan mengajak keluarga maupun lingkup sosial mereka yang lain sehingga pemahaman masyarakat Jember mengenai kebudayaan pandhalungan tersebar semakin luas.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, kebudayaan pandhalungan merupakan kebudayaan yang ada akibat pencampuran budaya dari migrasi penduduk dari tempat-tempat lain di Kabupaten Jember. Mayoritas kebudayaan pandhalungan dipengaruhi oleh kebudayaan Madura dan kebudayaan Jawa baik itu Jawa Panarogan, Jawa Mataraman, maupun kebudayaan Arek.

Pemkab Jember sendiri telah mulai mengenalkan kebudayaan pandhalungan di Jember untuk menarik wisatawan sejak tahun 2016. Sayangnya, pengenalan kebudayaan tersebut tidak berjalan selaras dengan pemahaman masyarakat Jember sendiri terhadap kebudayaan mereka. Padahal, jika kesadaran dan pemahaman terkait kebudayaan pandhalungan itu telah ada secara luas pada kalangan masyarakat Jember, maka masyarakat Jember juga bisa ikut andil mengenalkan kebudayaan pandhalungan dan menambah daya tarik wisata Kabupaten Jember.

Pemkab Jember dan seniman-seniman serta pegiat seni lainnya di Kabupaten Jember dapat mengupayakan hal ini dengan cara mengadakan acara-acara kesenian untuk kebudayaan pandhalungan yang dapat menarik perhatian masyarakat Jember. Lalu, mengingat tulisan-tulisan yang memiliki topik kebudayaan pandhalungan masih sangat terbatas, maka para akademisi dapat memperkaya sumber-sumber tersebut agar dapat dijadikan landasan kepenulisan bagi orang lain dan ikut menarik perhatian akademisi lain.

Masyarakat Jember yang bukan termasuk dari kategori-kategori tersebut namun telah mengetahui dan memahami status kebudayaan pandhalungan di Kabupaten Jember juga dapat mengenalkan status tersebut pada lingkup sosial mereka, baik kepada keluarga maupun teman-teman mereka untuk meningkatkan kesadaran terhadap status kebudayaan pandhalungan tersebut.

Jika upaya-upaya itu dapat dilakukan, maka diharapkan apresiasi dan pemahaman tentang kebudayaan pandhalungan oleh masyarakat Jember akan meningkat dan menambah daya tarik wisata di Kabupaten Jember sehingga berikutnya dapat dilakukan pengenalan kebudayaan pandhalungan terhadap masyarakat luar Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun