Indonesia telah terkonfirmasi kasus kematian akibat salah satu virus yang hari ini dekenal sebagai wabah mematikan yaitu virus covid-19 mulai Maret 2020 hingga saat ini tahun 2021 negara Indonesia masih tetap berjuang mengentaskan dan mencegah penularan covid-19.
Sehingga akibatnya yaitu hancurnya perekonomian masyarakat, hingga pada dunia Pendidikan terkhusus di Sekolah dasar, dunia Pendidikan terancam keberlangsungannya dinilai tidak efektif karna harus sekolah dengan memberlakukan pembelajaran jarak jauh sehingga perlu upaya lain untuk membantu permasalahan yang ada, dan hadirlah program Kampus Mengajar Angkatan 1 yang diharapkan mampu memberikan dampak posisitf bagi keberlangsungan Pendidikan Indonesia.
Program kampus mengajar Angkatan I menjadi salah satu bagian dari program kemendikbudristek yaitu program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), mahasiswa ditugaskan selama 3 bulan penuh untuk mengabdi bagi Pendidikan Indonesia terhitung sejak tanggal 22 Maret sampai dengan 25 Juni, dan program ini merupakan program asistensi mengajar untuk memberdayakan semua mahasiswa dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah dasar di seluruh penjuru Indonesia dari sabang sampai Merauke, terkhusus di daerah 3T, salah satunya di SD NEGERI CIMAPAG tepatnya di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
5 mahasiswa bertugas dari dua Universitas, satu universitas negeri dan satu universitas swasta, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi, salah satu dari mereka adalah Ghina Alviana dari Universitas Pendidikan Indonesia yang bertugas mewakili kampusnya dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani kampus Daerah Sumedang.
Pada program kampus mengajar Angkatan I ini mahasiswa bertanggung jawab untuk membantu proses belajar mengajar, membantu adaptasi teknologi, membantu administrasi, dan yang paling utama adalah mengembalikan kebiasaan belajar yang sempat berkurang yang diakibatkan wabah covid-19, sehingga output terpenting yang di harapkan yaitu tumbuhnya sikap berani dan mandiri dalam pembelajaran siswa selama masa pandemic covid-19 ini.
Pada awalnya mahasiswa kampus mengajar melakukan observasi terkait keadaan lingkungan masyarakat sekitar sekaligus keadaan lingkungan tempat belajar siswa yaitu sekolah, kondisinya bisa dikatakan kondusif untuk melakukan pembelajaran secara luring atau tatap muka seacra langsung, mengingat dan menimbang kondisi dan letak keberadaan sekolah yang jauh dari keramaian dan jangkauan orang- orang luar,
SD Negeri Cimapag ini berada jauh sekali dari perkotaan dan kecil kemungkinan untuk terjadinya penularan virus covid 19, karena warga setempat juga bisa dikatakan jarang sekali bepergian keluar desa dan mayoritas pekerjaan warganya adalah petani, kampung Cimapag dan bahkan desa Sirnaresmi itu sendiri juga jarang didatangi orang diluar desa Sirnaresmi.
Selain itu jumlah siswa dalam setiap kelas juga tidak lebih dari 20 orang, rata rata hanya sekitar 15 orang dalam satu kelas, jadi mahasiswa kampus mengajar Angkatan 1 menyimpulkan bahwa keadaan sekolah dan keadaan lokasi pemukiman warga aman untuk melakukan pembelajaran luring dan tentunya juga dengan tetap menjaga protokol kesehatan untuk tetap memastikan keamanan kesehatan siswa dan warga sekitar.
Kemudian hasil observasi berikutnya tentang keadaan siswa ketika pembelajaran, siswa cenderung lebih banyak diam kurang berani serta kurang mandiri dalam pembelajaran selama belajar secara PJJ semasa pandemic covid 19 ini, dan masalah inilah yang mahasiswa kampus mengajar soroti untuk kemudian ditindak lanjuti agar dapat memulihkan kondisi pembelajaran sebagaimana mestinya agar siswa berani dan mandiri dalam melakukan pembelajaran selama masa pandemic covid 19 ini.
Selanjutnya mahasiswa kampus mengajar Angkatan 1 ini terjun dengan semangat dan loyalitas yang besar untuk membantu memulihkan kondisi siswa dalam pembelajaran, pembelajaran dilakukan dengan program pembelajaran Literasi dan Numerasi sebagai bentuk dari upaya yang diharapkan mampu mengembalikan keberanian dan kemandirian belajar siswa seperti sediakala, pembelajaran dilakukan secara luring agar siswa merasakan kembali suasana belajar yang sesungguhnya, siswa dan pengajar bisa berinteraksi secara langsung sebagai langkah awal dari tujuan yaitu pemulihan keberanian dan kemandirian belajar siswa.
Awal pertemuan jelas terlihat bahwa siswa kehilangan keberanian berbicara untuk bertanya dan bercerita, siswa banyak diam selama pembelajaran. Selain itu siswa juga tidak bisa mandiri belajar, sulit sekali mengontrol proses pembelajrannya sendiri, contoh kecilnya adalah sulit mengerjakan tugas didalam kelas, sulit mengerjakan tugas harian di rumah, dan beberapa hal tersebut cukup membuktikan bahwa selama masa pandemic siswa kehilangan keberanian dan kemandirian belajar nya.
Akhirnya metode pembelajaran pun perlu banyak dipertimbangkan oleh mahasiswa agar mampu memberikan hasil yang baik, mahasiswa sering melakukan pembelajran outdor untuk meningkatkan gairah belajarnya, mencoba siswa agar memiliki kemampuan literasi mengenai lingkungan sekitarnya dimulai dari hal hal baru apa yang bisa siswa temui disekitar lingkungannya yang tentunya berhubungan dengan materi yang dipelajari. Siswa banyak diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dan mendiskusikannya Bersama mahasiswa yang mengajar sehingga harapan kami mahasiswa kampus mengajar adalah tumbuhnya keberanian dan kemandirian belajarnya.
Selain itu mahasiswa memberikan pelatihan soft skil siswa melalui apa yang siswa miliki dalam dirinya, contoh kecilnya adalah melalui pembelajaran membaca puisi, berpidato, menyanyi, dan menari, bahkan seni teater dan keolahragaan. Beberapa pembelajaran tersebut diberikan untuk mengetahui kemampuan apa yang siswa miliki sehingga mahasiswa bisa menempatkan siswa pada masing-masing skil yang dimilikinya, dan setelah beberapa mingggu melakukan pelatihan ternyata banyak sekali siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam bidangnya masing-masing, dan tentunya tanpa disadari tujuan mahasiswa untuk memulihkan keberanian serta kemandirian belajar siswa ternyata telah tercapai, siswa mengenali potensi dirinya mampu mengontrol diri dalam proses pembelajaran dan mau mengembangkannya menjadi keahlian diri yang bisa dibanggakan dan dijadikan modal masa depan para siswa.
Kebanggaan dan kepuasan bagi mahasiswa telah mengabdikan diri untuk negeri melalui bidang Pendidikan yang sedang mengalami krisis dalam keberlangsungan pembelajarannya, dan dengan hal ini membuktikan bahwa kontribusi mahasiswa dalam keberlangsungan Pendidikan bangsa sangat berarti, kemudian program program pemerintah yang menunjang keberlangsungan masa depan Pendidikan bangsa juga perlu dipertahankan, seperti program Kampus Mengajar yang berlangsung, program ini membuktikan bahwa ada banyak hal baik yang sudah dilakukan pemerintah Bersama mahasiswa dan semoga ini akan tetap berlangsung demi kebaikan bangsa.
Setelah program Kampus Mengajar ini usai banyak sekali perubahan yang terlihat khususnya dalam pulihnya keberanian dan kemandirian belajar siswa, banyak skil yang berhasil diolah dan diperlihatkan siswa pada masyarakat umum melalui pertunjukan kreasi yang diadakan berbarengan dengan hari perpisahan mahasiswa kampus mengajar Angkatan 1 dengan pihak sekolah dan warga sekitar, kreasi yang ditunjukan siswa adalah berpidato, bernyanyi, membaca puisi, menari, kreasi teater, orasi, dan pertunjukan seni beladiri, dan apa yang ditampilkan siswa berhasil memukau para orangtua siswa, guru, serta masyarakat sekitar yang menyaksikan, dan mendapatkan testimoni tanggapan baik penuh kebanggan dari orang tua siswa.
“Abdi ngaraos bangga murang kalih abdi tiasa puisi, nu kawitna isinan janten wanteran tampil dinu seeuran” (begitu kata orang tua siswa yang bernama eem, yang dilontarkan dalam Bahasa sunda) yang artinya “saya sangat merasa bangga anak saya bisa puisi, yang awalnya pemalu berubah jadi pemberani tampil dalam suasana banyak orang”. Dan masih banyak lagi orang tua siswa yang mengucapkan terimakasih telah hadir mahasiswa dan memberikan perubahan positif bagi siswa SD NEGERI CIMAPAG.
25 juni mahasiswa ditarik kembali dari tugasnya selama 3 bulan penuh dan alhamdulilah berdampak positif bagi daerah tempat mahasiswa mengabdi, semoga semakin banyak mahasiswa mahasiswa pemberani yang terus memberikan hal hal baik bagi negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H