Mohon tunggu...
Ghina Ramonda
Ghina Ramonda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Univeritas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pencegahan Bullying di Kalangan SD melalui Program Pendidikan Karakter

5 Januari 2025   23:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   22:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Permasalahan bullying di kalangan siswa sekolah dasar semakin mengkhawatirkan. Perilaku perundungan yang melibatkan kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis tidak hanya meninggalkan trauma mendalam pada korban, tetapi juga merusak suasana sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi setiap anak untuk belajar dan tumbuh. Bullying merupakan bentuk kekerasan atau perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap individu lain dengan tujuan untuk menyakiti, mengejek, atau menekan korban secara fisik maupun psikologis. Meskipun anak-anak di usia SD masih dalam tahap perkembangan, mereka sering kali terlibat dalam berbagai bentuk perilaku bullying, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.

Bullying di kalangan siswa SD sering kali dipicu oleh perbedaan fisik, latar belakang keluarga, status sosial, atau bahkan perbedaan dalam cara berpakaian atau berbicara. Siswa yang merasa tidak puas dengan dirinya atau merasa lebih kuat dari teman sekelasnya mungkin merasa terpaksa untuk melakukan bullying sebagai cara untuk memperoleh pengakuan atau kekuasaan. Korban bullying sering mengalami berbagai dampak negatif, baik secara fisik maupun psikologis. Mereka mengalami cedera fisik, gangguan tidur, penurunan prestasi belajar, hingga gangguan kecemasan atau depresi. Pelaku bullying juga menimbulkan dampak buruk. Mereka cenderung memiliki masalah perilaku di kemudian hari dan berisiko terlibat dalam tindakan kriminal. Lingkungan sekolah yang terpapar bullying akan menjadi tidak kondusif bagi pembelajaran dan dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik secara keseluruhan.

Dampak Buruk Bullying :

1. Dampak bagi korban :

  • Fisik: Korban sering kali mengalami cedera fisik ringan hingga serius akibat kekerasan yang dilakukan pelaku. Hal ini dapat mencakup luka, memar, atau bahkan cedera lebih parah yang memerlukan perawatan medis.
  • Psikologis: Trauma mendalam, gangguan kecemasan, depresi, rasa rendah diri, dan isolasi sosial adalah beberapa dampak psikologis yang sering dialami oleh korban bullying.
  • Akademis: Ketakutan untuk datang ke sekolah, gangguan konsentrasi, dan motivasi belajar yang menurun sering kali menyebabkan penurunan prestasi akademik.

2.Dampak Buruk Pelaku:

  • Pelaku bullying cenderung menunjukkan perilaku agresif yang berlanjut hingga dewasa. Mereka juga berisiko terlibat dalam tindakan kriminal dan memiliki kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
  • Perilaku bullying dapat menjadi kebiasaan yang sulit diubah tanpa intervensi yang tepat, sehingga menghambat perkembangan karakter positif.

3. Dampak bagi lingkungan sekolah :

  • Lingkungan belajar menjadi tidak kondusif, memengaruhi rasa aman siswa secara keseluruhan.
  • Penurunan citra sekolah di mata masyarakat sebagai tempat yang aman dan berkualitas untuk mendidik anak.

Pendidikan Karakter sebagai Solusi

Salah satu upaya strategis untuk mencegah bullying di kalangan siswa SD adalah melalui program pendidikan karakter. Pendidikan karakter bertujuan membentuk siswa menjadi individu yang memiliki nilai-nilai positif, seperti empati, toleransi, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, siswa diharapkan mampu memahami pentingnya saling menghormati dan menciptakan lingkungan yang harmonis di sekolah.

Stategi Implementasi Pendidikan karakter

1. Penanaman Nilai Empati dan Toleransi 

  • Mengajarkan siswa untuk menghormati perbedaan fisik, budaya, dan latar belakang sosial teman-temannya. Dilakukan melalui cerita-cerita inspiratif yang menggambarkan pentingnya saling menghormati.
  • Membiasakan siswa untuk berbagi dan memahami perasaan orang lain dengan mengadakan kegiatan diskusi kelompok atau role-playing yang melibatkan skenario kehidupan sehari-hari.

2. Pelatihan Keterampilan Sosial

  • Mendorong siswa untuk bekerja sama melalui proyek kelompok atau permainan edukatif yang menuntut kerja sama dan saling mendukung.
  • Melatih keterampilan komunikasi efektif, seperti cara menyampaikan pendapat dengan sopan, mendengarkan dengan empati, dan menyelesaikan konflik secara damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun