Melayani kegiatan belajar mengajar di masa pandemic memerlukan pemikiran ekstra , sebab kita tidak bisa bertemu murid namun pembelajaran harus tetap dilaksanakan.Â
Kekurangan guru dan orangtua mengenai pengunaan IT merupakan permasalahan utama. Sebab penghubung komunikasi diantara guru dan orangtua hari ini yaitu handphone dan alat elektroknik lainnya. Guru harus tampil kreatif dalam menyampaikan materi dan ornagtua harus mengerti bagaimana cara mengakses pembelajaran agar sinkron dengan kurikukulum yang telah ditetapkan. Namun kendala lain muncul setelah  guru dan orangtua mampu menggunakan alat IT tersebut , masalah perekonomian juga ikut  berkontribusi pada ruwetnya keadaan pembelajaran online.Â
Guru yang sering menggunakan perekam video dalam menyampaikan materi terkendala oleh orangtua yang tidak mampu membeli kuota , bahkan ada sebagian orangtua yang tida memiliki Hp, sebab perekonomian sedang tidak stabil diseluruh negeri, dampak nya pembelajaran anak menjadi terhambat kembali. Akibatnya guru menjadi harus memutar kembali otak nya agar anak-anaknya bisa belajar dirumah dengan nyaman dan tenang. 2 minggu pertama saat PSBB diberlakukan guru memberikan modul untuk anak-anak kerjakan di masa ketat nya pandemic.Â
Seiring berjalan nya waktu soal pandemic menjadi tidak terlalu menyeramkan dan beberpa sekolah memutuskan untuk melakukan home visit dengan banyak ketentuan prokes. Dan guru juga dapat memberikan materi ajar dengan cara menggunakan modul kembali. Penugasan tersebut disetor setiap minggunya untuk diperiksa oleh guru. Namun permasalahan tidak hanya sampai situ saja, lama nya Pandemi ini membuat anak, guru, dan orangtua mengalami kejenuhan dengan situasi pembelajaran online, dan kemalasan belajar tidak bisa lagi dihindarkan. Jadilah anak-anak usia sekolah lebih memilih bermain daripada belajar dan diam dirumah, ini menjadi fenomena yang mengherankan, seluruh sekolah ditutup dengan alasan mencegah penyebaran virus, namun nyatanya dilapangan anak-anak bermain tanpa batas dan tanpa tanggung jawab. Siapa yang akan bertanggung jawab dengan keadaan seperti ini ? , Pemerintah seakan tutup mata dan tidak mau tahu pada kondisi dilapangan yang sebenarnya. Mereka hanya tau sekolah di tutup dan pembelajaran dilakukan secara daring. Pada kenyataan nya semua anak usia sekolah seakan dirampas hak nya mendapatkan pendidikan.
Dari permasalahan diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi
keterbatasan media ajar untuk siswa, guru dapat mebuatkan modul singkat dan kreatif  untuk menjelaskan 1 materi. Kemudian guru juga dapat melakukan home visit ke rumah siswa dengan ketentuan tertentu. Orangtua dapat melakukan pemasangan wifi dengan cara patungan kelompok agar dapat mengakses materi  secara online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H