Tema kedua saya adalah pentingnya berimaginasi karena saya sudah mempelajari untuk menghargai imaginasi dalam lingkup yang lebih luas. Imaginasi tidak hanya unik sebagai kapasitas seorang manusia yang memberikan visi dan awal dari semua penemuan dan inovasi. Imaginasi dianggap hal yang paling transformative dan membuka kapasitas seorang manusia. Berimaginasi adalah kekuatan yang memungkinkan kita untuk berempati dengan manusia yang memiliki pengalaman kita belum pernah bagikan.
Tidak seperti ciptaan lain di planet ini manusia dapat belajar dan memahami tanpa harus memiliki pengalaman. Mereka dapat berpikir seolah-olah mereka memakai sepatu orang lain (berada di tempat-tempat orang lain). Tentu saja ini adalah sebuah anugerah kekuatan yang dianggap netral secara alami. Seperti sebuah tongkat sihir seseorang bisa menggunakan kemampuan tersebut untuk memanipulasi, melakukan kontrol atau untuk memahami dan bersimpati.
Banyak orang yang lebih menyukai untuk tidak melatih berimaginasi sama sekali. Mereka memilih untuk pada posisi nyaman dalam batasan pengalaman mereka sendiri, tidak capek-capek berimaginasi dan berimaginasi bagaimana seandainya mereka dilahirkan tidak seperti mereka sekarang. Mereka bisa menolak untuk mendengarkan jeritan orang-orang di dalam kurungan, mereka menutup pikiran dan hati mereka terhadap penderitaan yang secara personal tidak pernah mengetuk hari mereka, dan mereka bisa menolak untuk mengetahui.
Saya berpikir bahwa orag-orang ini sebenarnya memiliki mimpi buruk yang tidak sedikit dibandingkan dengan saya. Memilikh untuk hidup di lingkungan yang sempit menyebabkan pembentukan sebuah mental yang disebut dengan agoraphobia (mental ketakutan yang tidak beralasan ketika berada bersama khalayak ramai), dan hal ini tentunya menyebabkan teror tersendiri. Saya percaya bahwa orang-orang yang tidak berimaginasi akan melihat monster yang lebih banyak dan bisa jadi mereka akan menjadi lebih ketakutan.
Apalagi bagi orang-orang yang memilih untuk tidak berempati malah bisa membuat moster yang disebabkan sebuah mental yang tidak berkomitmen untuk melawan iblis pada diri kita berarti kita berkolusi dengan mereka melalui ketidakpedulian kita. Menurut penulis Yunani Plutarch:
“ Apa yang kita capai di dalam diri kita akan mengubah kenyataan di luar”
Ini merupakan pernyataan yang luar biasa dan terjadi ribuan kali setiap hari di dalam kehidupan kami. Ini mengekspresikan bahwa koneksi yang tak terhindarkan antara kita dengan dunia luar, kenyataan bahwa kita akan berinteraksi dengan kehidupan orang lain adalah sudah pasti.
Bagaimana dengan Anda? Kemungkinan untuk beriteraksi dengan kehidupan orang lain? Kecerdasan anda, kapasitas anda untuk bekerja keras, pendidikah yang anda dapatkan dan terima, memberikan anda status yang unik dan tanggung jawab yang unik pula. Sebagai kalangan menengah anda menjadi bagian dari Negara besar. Bagaimana anda melakukan voting, cara anda hidup, cara anda memprotes keadaan, tekanan yang anda berikan kepada pemerintah anda, memiliki imbas diluar batas-batas anda. Hal ini adalah keutamaan anda dan juga beban anda.
Jika anda gunakan status anda untuk memberikan imbas dengan berbicara mewakili mereka yang tidak bisa berbicara, jika anda memilih untuk mengidentifikasi diri anda tidak hanya kepada yang memiliki kekuatan tetapi juga dengan kepada yang tidak memiliki kekuatan, jika anda memiliki kemampuan untuk mengimaginasikan diri anda ke dalam kehidupan mereka yang tidak seberuntung anda, maka mereka yang lemah tidak hanya bangga menganggap anda menjadi keluarga yang merayakan keberadaan anda namun juga ribuan dan jutaan orang yang memiliki kenyataan yang anda Bantu untuk merubahnya.
Wallahua'lam bishshowaab
Semoga Bermanfaat
sumber : JK Rowling Harvard University Commencement Speech