Mohon tunggu...
Ghiffari Achmad Gibran
Ghiffari Achmad Gibran Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Tulisanku adalah Perjalananku

Selanjutnya

Tutup

Roman

Menulis Cerita Fiksi dengan Mengimprovisasi Lirik Musik

16 November 2024   09:33 Diperbarui: 25 November 2024   12:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Jepretan Layar Pribadi

Pada saat itu kamu telah menemani hidupku walau hanya hitungan bulan, Tunggu apa lagi? Inilah saatnya untuk ku ungkapkan semua kepadamu seberapa ku inginkanmu. Namun di setiap masa yang telah ku lewati setelah ungkapan tersebut, akhirnya aku harus di paksa menepi demi menghargai keputusannya. Dan aku sangat yakin kau telah menemukan apa yang kau cari karena menyesuaikan dengan tabiat dirimu. Lantas Aku bukanlah yang sesuai dengannya. Wahai Yang membolak-balikan hati manusia, izinkan ku membenci pada sang pengganti. Sampai pada akhirnya, aku lelah untuk membenci dan ku kesampingkan semua luka itu, dengan cara ku suguhkan ritme jenaka, hingga ku biarkan dirinya tertawa lepas, di atas jentaka yang ku telan di Jakarta hari ini. Namun jakarta hari ini tak pernah sama lagi, jika seandainya masa yg ku lewati bersamanya itu tidak membuatnya kecewa. Dan di Jakarta hari ini mungkin tidak pernah ada keputusan seperti ini, jika seandainya ku tak pernah membuatnya menyeka air mata. Hingga pada akhirnya, aku menyerah dan maafkan aku bila tidak pernah membuat kau bahagia. 

Dan lagi-lagi aku harus mengalah tuk membiarkan kau menyala, meski saat ini harus ku jalani serta lewati pedih yang ku rasa sampai tidak tahu kapan berakhirnya. Dan rayakanlah hari-hari terindah mu di sana bersama yang kamu anggap indah ketimbang aku. Namun perlu kamu ketahui, aku yang dipaksa menyerah, jadi yang paling salah hanya untuk kuhargai kau dan dengan yang kau anggap indah itu, namun faktanya ku anggap dia adalah sebagai pengganti. Aku yang kini terbuang, kau jadikan ku sebagai pecundang, sementara kau rupanya mencoba untuk memulai cerita yang sama di orang berbeda. Sudahlah kali ini aku memang sudah kalah, kalah dengan yang memiliki segalanya serta dilindungi hukum tubuhnya ketimbang aku yang tidak dilindungi siapapun kecuali Tuhanku dan hanya membantu kamu di saat kamu perlukan saja. Setelah kau dapatkan semua yang kamu perlu dan butuhkan itu, kau buang aku, kau paksakan aku hargai keputusan yang kau buat sepihak hingga aku kehilangan mahkota harga diriku. Akhirnya kau dan dia adalah pemenangnya. Aku tidak apa kau akhiri dengan cara seperti ini, karena lambat laun pun aku tidak akan lagi khawatir, tidak apa memang, sudah seharusnya aku terima ini. Karena aku telah disingkirkan dan tak perlu kau minta maaf padaku lagi, biarkanlah kau bahagia bersamanya. Sudahlah, kali ini aku hanya bisa berserah dan aku kehilangan segalanya. Bahkan sepatutnya kau rayakan. 

Selamat datang di dunia penyangkalan, semua kebenaran di sangkal, banyak kebohongan sedikit di benarkan. Di dunia penyangkalan ini kan sebisanya ku nikmati perih luka yang tak tahu kapan sembuh. Tuhanku, kembalikan ku ke tempat semula, saat sepi terasa sederhana dan saat kau tak pernah ada. Mungkin takkan terjadi seperti ini jika aku tidak pernah mau masuk ke rumitnya hati yang kamu miliki. Namun tutur dan sikapmu di awal membuat ku lupa dan buta segalanya. Sungguh akhir yang nyaris membuat ku mati. Semestinya di saat itu aku tidak pernah bermula dan respon baik padamu. Sial dan celakanya ku terbiasa menjadi utuh bersama mu dahulu, semua ku korbankan hanya untukmu namun sia-sia ternyata. Jika bisa dibenahi untuk apa kau putusi? Jika bisa dihindari masalah tersebut, untuk apa kau berlari dengan sahabat dan teman gelap yang kau chat dia hanya untuk pelampiasan hingga ia menghasuti kan kau, hingga ia mengatakan ingin memeluk engkau sampai ingin ia ajak jalan kan kau di waktu yang aku pun tidak tau kapan itu akan dilaksanakan. Sedangkan ia teman gelapmu sudah memiliki pasangannya sendiri walau pasangan nya jauh entah berantah alias hubungan jarak jauh. Padahal kau katakan padaku keputusan kau ingin sendiri dan tidak ingin merespon lelaki manapun namun nyatanya kau duluan yang mencari celah mencari kesempatan berbalut rasa merajut percakapan awal bersama lelaki yang kusebut dengan sipil yang dipayungi hukum, sebut saja oknum. 

Lalu kau mengatakan kepadanya bahwasanya kau tidak lagi memiliki siapapun supaya ia iba padamu. Rendahnya harga dirimu wahai wanita yang telah ku didik dengan baik selama ini. Namun nyatanya lagi kau rendahkan aku di belakang dia dan sahabat mu tanpa memikirkan kebaikan-kebaikan yang telah ku beri. Jika aku masih berarti untuk apa kau akhiri? Apakah oknum tersebut bisa membuatmu berarti? Tunggu saja hukum tabur tuai itu nyata di nampakkan oleh Tuhanmu yang selalu kau sujud dan berdoa kepadaNya namun ternyata setelah kau rendahkan diri kepada Tuhan, secara tidak sadar kau rendahkan harga diri kau didepan oknum yang kau sendiri belum mengetahui wataknya. Di saat ku merasakan gundah yang memudarkan asa, malam ini juga tiada akhirnya, aku hanya bergeming dalam lamunan. 

Seakan semua kan berakhir, seketika suara itu tiba dan menyapa lirih namaku. Indah suara itu memintaku untuk pulang namun ternyata suara engkau yang telah membunuhku dengan kepedihan ini, kau hempaskan ku ke dalam retaknya hati. Hingga air mata dan darah tak mampu melukiskan perih, yang telah kau ukir dalam hati ini. Kau hancurkan diriku saat engkau katakan keputusan sepihak tanpa memikirkan apapun itu karena kau hanya mementingkan saran sahabatmu itu ketimbang kita benahi bersama, dan kau rela kehilangan aku ketimbang harus kehilangan teman, sahabat dan teman gelapmu itu. Kemudian kau pecahkan harapan dan niat baikku untukmu dan kejamnya lagi kau burukkan nama baikku kepada mereka, hingga ku takkan bisa untuk merapikan kembali pecahan itu lagi. Sampai kini masih ku coba untuk terjaga dari mimpiku, yang membuatku tak sadar bahwa kau bukan lagi milikku. Walau hati tak akan pernah, dapat melupakan dirimu. Dan tiap tetes air mata dan darah buatkan rinduku, pada indah bayangmu, canda tawamu. 

Pada indahnya duka dan keasingan ini dalam kenangan kita. Tolong katakan padaku bahwa kau sebenarnya ingin pergi setelah kau dapatkan semua ini dari aku, mulai dari usahaku membangkitkan mu memulai skripsimu, yang ku perbaiki kata demi kata, kalimat demi kalimat yang sebelumnya salah kau buat. Lalu aku jabanin kau yang ingin pergi ke pesta nikah temanmu, walaupun tidak sempat untuk menikmati pestanya dan hanya memberikan kadonya saja sehari sebelum pesta nikah itu. Kemudian lanjut ku jabanin balik ke kampung halamanmu. Lalu termasuk ku usahakan kau menjadi bagian dari sejarah Aceh yaitu menjadi Panitia PON. Dan tidak bisa lagi ku sebut kan karena banyak sudah yang aku usahakan yang terbaik untuk kau. Namun kau katakan padaku aku penuh perhitungan di saat aku mengatakan usaha yang aku lakukan padamu. Bukankah usahaku itu sebagai bukti nyata aku tulus pada kau? Nyatanya tidak dan nihil. Kau pun pergi dengan keputusan sepihak itu, dan mungkin tak berharap kembali kepadaku. Sedangkan aku disini mati-matian ku berharap kau bisa benahi dan remedi ini bersamaku namun nyatanya? Nihil. Dengarkanlah, ditangan ku ini pernah ku ukir segala yang engkau mau dan minta. 

Namun akhirnya di malam ini, hanya ku peluk sepi. Dengarkanlah, kita sama-sama sudah mengucapkan ribuan maaf pada saat itu dan kita berhasil kembali seperti sedia kala, tapi semenjak hadirnya sahabat dan oknum itu di hidupmu, kau berubah 180 derajat. Namun akhirnya aku hanya membiarkan saja yang telah terjadi, melukiskan kenangan antar dimensi dengan air mata dan darah, untuk semua yang telah kita lalui. Terima kasih kau telah singgah di hidup ini, semoga kau dapatkan sebuah kedamaian dari surga.

Perlu kau ingat, jika aku tidak tulus dan cinta serius denganmu, lantas apa tujuanku sabar dan bertahan, selama ini aku juga terus belajar mengerti perasaan mu yang mungkin aku belum terbiasa dan akan terbiasa seiring berjalan nya waktu, walaupun terkadang aku juga marah. Dan perlu kau ketahui, tidak sedikit pun aku untuk berpikir pergi. Aku juga selalu merendah untuk memperbaiki masalah. Agar hubungan ini tetap terjaga dengan baik. Namun nyatanya kau ingkar janji kita ini dengan cara kau ambil keputusan sepihak, yang memutuskan kau tidak lagi ingin denganku, bahkan kau ingin mengatakan keputusan itu di jauh hari tapi kenapa tidak kau lakukan saja?, lalu membuat percakapan awal dengan oknum dan lebih rela kehilangan aku sebagai pasanganmu ketimbang kehilangan sahabat dan oknum itu.

Jangan memutar balikkan fakta wahai makhluk medusa, sudah berapa ratus lelaki yang kau ajak cerita, kenalan, jalan, dan bahkan mungkin lebih dari itu alias melampaui batas. Kebanyakan dari lelaki tersebut kau buang seperti sampah, kau tinggalkan ratusan lelaki itu dengan seribu alasan, sebab kau sudah dapat apa yang kau inginkan dan kau juga membuang para lekaki itu karena kau telah hilang rasa penasaran akan ratusan lelaki yang pernah kamu dekati. Sebegitunya rendah harga dirimu wahai wanita penggoda. Kau sendiri yang ciptakan reputasi buruk akibat ulah kau, lalu kau berlagak sedih dan tidak bahagia seoalah kau korban dari ratusan lelaki itu. 

Ketahuilah wahai pembaca yang bijaksana, selingkuh itu bukanlah penyakit, akan tetapi suatu kebiasaan yang menjadi ciri khas pada seseorang. Karena bila dikatakan selingkuh itu adalah penyakit pasti ada obatnya. Selingkuh itu biasanya datang karena timbul suatu rasa penasaran terhadap orang baru, yaitu orang baru yang terlihat menarik di mata di saat pertama jumpa ataupun kenal. Dan bukan tanpa sebab, memang semua yang berkenaan dengan yang baru, akan terlihat sangat indah. Karena orang baru  itu hanya menampilkan di sisi baik nya saja. Bahkan orang baru tersebut tidak akan segan untuk menggodanya. Sedangkan yang melakukan selingkuh itu tidak tahu akan sisi buruk dan baik nya orang baru. Seolah orang baru itu sangat terlihat bak seperti manusia yang paling indah di muka bumi. Dan ibaratnya, tidaklah mungkin seorang penjual memberitahukan ke si pembeli, bahwa barang yang ia jual ada hal buruknya. Pasti tidak akan dibeli. Lalu, pasangan yang kita ketahui baik dan buruknya. Sudah tak lagi membuat penasaran. Hingga akhirnya, di hati orang yang berselingkuh itu tinggallah rasa bosan. Berhubung pada waktu tertentu orang yang berselingkuh itu bertemu dengan orang yang baru dan terlihat menarik, lalu muncullah di benak seseorang yang berselingkuh itu untuk mengkhianati pasangannya. Karena tabiat orang yang berselingkuh itu dengan orang yang baru ia kenal, bahkan sudah lama kenal. Perlu diingat bahwa, bukankah sebelum terlihat membosankan suatu pasangan itu, pasti dulu juga pernah membuat kasmaran segitunya, dan tentu orang baru yang belum dikenal sama sekali oleh peselingkuh itu, baik dari dalamnya, buruknya, negatifnya, cepat atau lambat juga akan terlihat membosankan saat peselingkuh sudah mengetahuinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun