“Konon katanya ada sebuah permata yang sangat indah di daerah sini (dataran tinggi), dan belum satupun orang yang dapat mencari dan menaklukkan permata itu dikarenakan ia telah menutup ruangnya sementara karena trauma akan ulah manusia-manusia jahil”. Ucapnya salah seorang temanku di mobil, di saat menuju ke dataran tinggi yang di selimuti oleh pegunungan dan bentangan danau yang sangat luas. Saat itupun diriku penasaran akan ucapannya tadi sehingga membuat adrenalinku semakin memuncak untuk menemukan permata tersembunyi itu. Kemudian diriku terus penasaran serta pikiranku mulai bertanya-tannya dimana dan siapa dibalik permata yang indah itu lalu apakah diriku akan mendapatkan dan menaklukkannya?.
Pada malam itu udara sejuk dari pegunungan sangatlah menusuk diriku hingga hampir kedinginan, namun. Diriku masih sanggup menahan udara sejuk itu. yang menandakan bahwa diriku dan teman-temanku telah sampai di negeri dataran tinggi. Kemudian mobil yang ku duduki selama hampir 2 jam itu, terus melaju mengitari luasnya danau untuk berhenti di salah satu tempat coffee shop yang sangat mewabah di kancah anak-anak muda.
Sesaat diriku dan yang lainnya membuka pintu mobil, langkah kaki kami pun pelan-pelan menuju ke satu bangunan kotak kemudian terlihatlah 5 orang pekerja sangat sibuk melayani para pembeli yang sudah antri Panjang hingga sampai ke belakang. Diriku pun langsung bergegas menuju ke antrian panjang tersebut supaya tidak terlalu lama untuk mengantri.
Antrian pun tiba dan aku langsung menunjukkan dengan jariku kepada kasir ke salah satu menu favoritku yaitu strawberry milkshake. Setelah selesai mengantri dan memesan minuman, struk pesanan pun keluar dari mesin pencetak portabel dan kasirnya memberitahukan diriku. “Bang struk ini untuk reserved tempat duduknya ya, nanti nampakkan saja kepada salah satu penjaga yang ada disitu”. Lalu diriku mulai berjalan menuju tempat duduk dan aku tunjukkan struk pesanan tersebut kepada penjaga agar kami bisa memasuki ke dalamnya.
Bunyi gesekan kursi yang terbuat dari besi itu pun terdengar nyaring di telinga yang menandakan diriku sedang menariknya untuk aku duduki bersama teman-temanku. Kemudian masing-masing dari kami pun menghela napas dengan sangat berat, sebab perjalanan yang cukup jauh. Setelah menunggu beberapa menit, pesanan kami pun sampai di meja besi yang dicat dengan warna putih dan terdapat 4 minuman dengan varian yang berbeda-beda. Perbincangan 4 pasang mata pun terjadi setelah pesanan itu datang, “kalian percaya tidak bahwasanya di sini ada permata yang tersembunyi?”, ucap salah seorang temanku di perbincangan tersebut. Karena ucapannya tadi, diriku pun semakin penasaran dengan sebutan permata yang berulang kali diceritakan oleh temanku itu, lantas hatiku pun bertanya “apakah permata itu perwujudan dari seorang wanita yang bakalan susah untuk ditaklukkan dan didapatkan layaknya dengan mencari sebuah permata?”. Karena pertanyaan hati tadi, diriku pun mulai terobsesi dengan permata itu sehingga benar-benar ku impikan sampai saat ini.
Selang beberapa jam perbincangan panjang tadi, tak sengaja diriku menoleh kepada seorang wanita yang datang menghampiri kami. Namun wanita itu tersimpuh malu kepada kami dikarenakan pada saat itu ia hanya mengenal temannya saja, dan pun teman itu adalah temanku juga. Aku pun penasaran akan dirinya yang sangat introvert pada saat menjumpai kami, hatikupun kembali bertanya "apakah mungkin dia yang disebut-sebut sebagai permata dataran tinggi?". Mereka pun mulai berbincang sangat lama dan aku tidak tahu apapun yang dibahas mereka karena diriku hanya penasaran saja dengan wanita tersebut. lantas apakah diriku dapat mengetahui dirinya karena rasa penasaran yang sungguh sangat bergejolak ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H