Mohon tunggu...
Ahmad Irfan Ghifary
Ahmad Irfan Ghifary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sosiologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Open minded and enjoyed

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri dalam Teori Labelling Howard S Becker

28 November 2023   22:45 Diperbarui: 28 November 2023   23:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sebagai seseorang yang berlatar belakang pesantren saya merasa bahwa sebutan santri menjadi suatu hal yang sakral yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang yang mengenyam Pendidikan agama di pesantren. Masyarakat menaruh harapan besar terhadap santri, kelak agar dapat menjadi tokoh agama bahkan menjadi pemimpin dunia.

            Dalam suatu waktu, saat liburan pondok, saya dan beberapa teman-teman dikampung sedang asyik bermain game di teras rumah teman saya, yang letaknya tidak jauh dari masjid, setelah memainkan beberapa permainan, tak lama lewat didepan gang rumah, marbot masjid yang sebut saja nama beliau adalah pak Azar, karena beberapa menit lagi akan masuk waktu shalat zuhur, salah satu dari kami diminta untuk mengumandangkan azan, lalu adzan pun dikumandangkan oleh Rijan seorang teman saya yang memiliki suara yang merdu. 15 menit kemudian iqomah pun dikumandangkan, menandakan waktu sholat jamaah akan segera dimulai, Zaini seorang teman saya yang merupakan seorang hafiz 30 juz, diminta untuk menjadi imam. Saya melihat dari cara masyarakat dalam melabelli santri, secara tidak langsung akan menuntun individu untuk berperilaku sebagaimana santri pada umumnya.

Saya mengenal teori labelling ini dari E-journal Unisba yang ditulis oleh Dadi Ahmadi dan Aliyah Nur'aini H. Teori penjulukan atau labelling ini muncul sebagai jawaban dari studi devians(penyimpangan perilaku), pada tahun 1950-1960an merupakan tahun dimana terjadi penolakan terhadap teori sturktural fungsional yang menyatakan bahwa penyimpangan perilaku dapat mempengaruhi norma-norma sosial di masyarakat. Sedangkan menurut teori penjulukan atau labelling menyatakan bahwan penyimpangan perilaku(deviasi) bukanlah cara berprilaku, melainkan "nama" yang diberikan kepada sesuatu, sebuah label/penandaan. 

Dalam penjelasan diatas menandakan bahwa penyimpangan perilaku bukanlah sesuatu yang melekat pada perilaku individu namun suatu dampak bagaimana individu dan perilaku mereka dilabeli. Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa labelling atau penjulukan merupakan sebuah definisi yang Ketika diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut.

Dalam jurnal tersebut Becker mengatakan, bahwa kelompok sosial merupakan yang sangat berpengaruh dalam pemberian label kepada penyimpangan perilaku(devians). Bahkan proses penjulukan ini telah merusak citra diri asli individu, digantikan dengan citra diri baru yang diberikan orang lain. Pemikiran dasar dalam teori labelling ini menyatakan bahwa seseorang yang diberi label sebagai seseorang yang devians dan diperlakukan seperti orang yang devians, maka akan menjadi devians. 

Dari pemikiran dasar teori ini dapat kita kaitkan dengan pengalaman penulis diatas, Ketika individu dilabeli santri dan diperlakukan seperti santri, maka individu akan menjadi santri. Dalam setiap hal yang individu lakukan maka akan dikatakan sebagai perilaku santri.

            Teori labelling atau teori penjulukan diperkenalkan oleh Howard S. Becker. Becker merupakan seorang sosiolog berkebangsaan Amerika. Becker lahir 18 April 1928 di Chicago, ia merupakan putra dari Allan Becker dan Donna Becker. Becker memperoleh gelar akdemisnya seperti sarjana, master, dan doktor di University of Chicago. Di University of Chicago Becker seangkatan dengan Erving Goffman dan Anselm Strauss. Dalam Sejarah sosiolog modern Becker merupakan sosiolog paling produktif, ia telah memiliki 200 publikasi, termasuk 13 buku hasil karyanya.

Dari seluruh karyanya tokoh yang mempengaruhinya dalam penulisannya ialah George Simmel, Robert E. Park, dan Everett Hughes. Buku-buku Becker yang paling terkenal ada Outsiders(1963), Art Worlds(1982), What about Mozart(2015). Dalam karirnya, Becker bekerja selama 3 tahun sebagai instruktur sosiologi dan ilmu sosial di University of Chicago. Pada tahun 1965, Becker dianugerahi gelar profersor sosiologi oleh University Northwestern, selama 26 tahun(1991) Becker mengajar di University Northwestern, ia juga menjadi profersor tamu di Universitas Manchester. Dan uniknya juga pada tahun 1996, Becker menjadi professor musik, di Universitas Washington sampai ia pensiun pada tahun 1999. Sejak kecil Becker memang sangat menyukai musik dan ia sangat mahir dalam bermain piano dan menyukai musik genre jazz.

.

.

.

Sumber : Ahmadi, Dadi, and Aliyah Nuraini. 2005. "Teori Penjulukan." Mediator: Jurnal Komunikasi 6(2):297--306. doi: 10.29313/mediator.v6i2.1209.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun