Mohon tunggu...
Asep Abdurrahman
Asep Abdurrahman Mohon Tunggu... Dosen - Hidup untuk berkarya dan berkarya untuk hidup

Motto: Membelajarkan Hidup dan Menghidupkan Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Kegagalan

7 Juni 2020   10:04 Diperbarui: 7 Juni 2020   17:34 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menapaki kehidupan ini, tidak selamanya berjalan mulus dan lancar. Bukan kehidupan Namanya, jika dalam progress kehidupan selalu berjalan dengan baik tanpa ada gangguan. Hidup akan terasa indah, manakala kehidupan ini diiringi oleh berbagai kendala yang menyertainya.

Lihat saja para pejuang kebenaran, mereka tidak mengenal lelah dalam menapaki jalannya itu.  Meskipun halang rintang menghadang, mereka tetap berjalan mengikuti kehendak hati yang sudah bulat menggenggam jalannya.

Termasuk bayang-bayang kegagalan dalam melaksanakan titah agama yang berupa haji. Pada tahun ini, jemaah haji yang gagal berangkat ke tanah suci jumlahnya mancapai 221.000. Kegagalan masal yang patut dijadikan renungan dan pembelajaran dalam kehidupan ini.

Kegagalan VS Kesuksesan

Di dalam kehidupan ini, Allah menciptakan sesuatu berpasang-pasangan. Ada laki dan perempuan. Ada siang dan malam. Ada manis dan asin. Dan ada sukses dan juga gagal. Kedua-duanya selalu beriringan dalam kehidupan ini.

Jika terus menerus gagal, tentu ada sesuatu hal yang harus dievaluasi dan direnungkan hikmahnya. Sebaliknya, jika terus menerus sukses, ada faktor kegigihan yang perlu diapreasiasi. 

Baik kegigihan yang muncul dari pihak internal pelaku maupun kegigihan yang muncul dari pihak-pihak yang mensupportnya. Selain aspek agama yang menjadi motivasi besar untuk kesuksesan.

Bagi orang yang sudah merasakan kesuksesan, janganlah angkuh dan sombong. Dalam kesuksesan itu, ada saham dari pihak lain yang membuatnya sukses. Berhentilah mengangkat diri. Ingatlah bahwa faktor kesuksesan itu tidak tunggal, meski ada pihak-pihak lain yang membuat ia sukses, termasuk rahmat Allah yang menyertainya.

Sebaliknya, jika gagal, tidak usah terburu-buru menghakimi kegagalan itu adalah mutlak untuk dirinya. Tetapi, bukalah pikiran yang lapang dan dengarkan baik-baik berbagai saran dari lingkungan yang peduli terhadap kita. Karena manusia sebagai makhluk sosial, tidak terlepas dari bantuan orang lain.

Alhasil, kegagalan dan kesuksesan dapat dimaknai sebagai makhluk berpasang-pasangan dalam kehidupan ini. Termasuk kegagalan saudara-saudara kita, Jemaah haji, yang akan menunaikan ibadah haji.

Namun masalahnya, sampai di mana kita akan mampu membuka diri untuk ikhlas menerima kejadian ini tanpa menggeruti. Meskipun, keluh kesah jemaah haji tidak jadi berangkat adalah manusiawi dan wajar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun