Mohon tunggu...
Asep Abdurrahman
Asep Abdurrahman Mohon Tunggu... Dosen - Hidup untuk berkarya dan berkarya untuk hidup

Motto: Membelajarkan Hidup dan Menghidupkan Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gemuruh Pilpres 2019

5 April 2019   16:59 Diperbarui: 5 April 2019   17:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: matamatapolitik.com

Gemuruh kain menjelma asa mendaki suara
Gemercik tetesan harapan menyeruak terlaksana
Godaan keberbedaan menghadirkan kerisauan
Sembari mengalirkan aura kehidupan

Terus bergelora menuju tetesan akhir kemenangan bangsa
Namun menjemputnya banyak taburan duri yang memangsa
Biarlah duri-duri itu menusuk emosi dan mental para pendulang suara
Asal godaan cacian termakan sabar yang melanglang buana

Ku yakin tepisan demi tepisan menyembara dan mengalir dalam darah keyakinan
Walau Terpaan menyalip dan menghadang laksana hujan mengalir deras
Asal singgah dalam samudra kehidupan yang tidak mengeras
Menepilah untuk memberikan jalan pada mental yang lelah

Rayuan demi rayuan menggoda kantong bertebaran
Nasib mental pun tergadaikan oleh godaan dan bisikan
Suara kondrat menepi dan melawan duri duri itu
Dengan tenaga keyakinan yang tak bertepi itu

Laksana hari menuai berkah yang berhamburan
Tuhan pun berderma kepada makhluknya yang penuh keyakinan
Khalayak hamba segera menengadah untuk kekuatan yang tak terbantahkan
Dalam kehidupan yang berhilir mudik ujian dan cobaan

Para calon sibuk menjual program untuk duduk dalam singgasana
Suara dan tenaga pun berserakan dimana mana
Untuk merauk dan menggenggam kantong-kantong nasib suara
Demi singggasana yang melenakan banyak manusia

Kegaduhan dunia mayapun menjadi sasaran amuk suara
Untuk menguliti perhatian dari calon yang menderma
Kicauan teks beraksi, merayu dan melemahkan nasib sebelah suara
Buat kejayaan sebelah suara yang terus berharap tanpa kentara

Tim pemenangan menyusun jalan yang mulus untuk suara
Masyarakatpun merespon dengan santun tanpa angkara murka
Saling sapa, sahut menyahut, timbal balik pun masuk tanpa terpaksa
Untuk saudara terhormat yang akan mencoba duduk dalam  empuknya singgasana

Alam pengail pun menjadi tempat merayu mangsa politik
Ikan lelepun menjadi korban kelihaian tim strategik
Demi hajatan politik yang penuh dengan adu taktik
Semua itu akan berkahir di kursi empuk yang penuh intrik

Tuhan karuaniakan kepada hambaMu wakil penguasa yang merahmat
Agar tenang dalam meniti kehidupan yang penuh dengan siasat melangit
Agar kehampaan dan kekosongan diri penuh kembali dengan karunia-Mu
Untuk merebahkan duri kehidupan yang datang kadang tanpa kabar dari-Mu

Semoga Engkau meridhoi untuk bangsa yang sedang mencari format kasih sayang-Mu
Semoga Engkau merahmati proses demokrasi yang menguras hamba-Mu ini
Semoga Engkau mengizinkan arti pembaharuan nasib negara ini
Agar rakyat Indonesia bisa menyambut bahagia untuk menyongsong era baru bangsa ini.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun