Apa yang akan anda inginkan saat memutuskan diri untuk kuliah di Religious Studies ini? Atau jangan-jangan anda kesasar kuliah di religious stidies ini karena program beasiswa? Dua pertanyaan ini dilontarkan Ketua Program Studi Religious Studies, Afif Muhammad saat tatap muka materi Profile Kompetensi Program Studi Religious Studies di Gedung Pascasarjana lantai III Ruang 304, Senin (30/8) Memang cukup beralasan bila orientasi mahasiswa baru program beasiswa untuk religious studies ini hanya beberapa orang yang memiliki latar belakang linier "Dari 15 mahasiswa baru ini hanya 2 orang lulusan Perbandingan Agama. Meski yang lainya lulusan ushuluddin yang memiliki ilmu serumpun" tegasnya Ia mengingatkan kepada kita tentang keilmuan, termasuk kuliah di Religious Studies. Rumpun keilmuan itu dipelajari dengan dua cara; Pertama, sebagai kebudayaan atau peradaban. Apa pun yang kita pelajari merupakan suatu prodak kebudayaan, sehingga tidak memihak tapi menjai netral. Kedua, sebagai sebuah ideologi yang akan melahirkan keyakinan terhadap norma-norma dan kebenaran sebagai landasan bersikap, bertindak dan bernilai. "Inilah landasan keilmuan yang harus kita pegang dalam menyikapi persoalan; Apakah untuk sebuah kebudayaan atau ide semata" jelasnya. Untuk itu, jadikanlah kepribadian ini sebagai acuan untuk menjalani kehidupan ini, harapnya. Akhirnya kami ucapkan selamat datang bagi mahasiswa baru program studi Religious Studies [Ibn Ghifarie]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H