Mohon tunggu...
Ibn Ghifarie
Ibn Ghifarie Mohon Tunggu... Freelancer - Kandangwesi

Ayah dari 4 anak (Fathia, Faraz, Faqih dan Fariza) yang berasal dari Bungbulang Garut.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Buku Sumber Kekuatan Bertindak

21 April 2011   02:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_103840" align="alignleft" width="300" caption="www.1000buku.org"][/caption] Maraknya aksi kekerasan atas nama agama dan bom bunuh diri di Indonesia ini tergantung dari apa yang dibacanya. Pasalnya, buku memiliki kekuatan dalam berfikir dan bentindak sesorang. Ini dibenarkan oleh Wawan Gunawan, koordinator Jakatarub Bandung dalam diskusi terbatas, Selasa (29/03) Ia menuturkan "Kemunculan gerakan radikalisme ini semuanya tergantung dari hasil reproduksi ilmu pengetahuan," tegasnya "Apakah dari hasil bacaan buku, majalah, buletin yang mengajarkan segala tindakan kekerasan? Atau bisa juga apakah dari hasil pendengaran ceramah, kutbah, pengajian yang memerintahkan untuk berbuat anarkis kepada orang yang berbeda pendapat dan keyakinan dengannya," jelasnya Jadi, dari hasil penelitian kami ini menunjukan banyaknya aksi tindakan kekerasan atas nama agama sangat dipengaruhi dari apa yang bacanya dan didengarnya, tambahnya Salah satu bukti nyata dari kuatnya pengaruh hasil bacaan terhadap tindakan, seperti dikatakan Hendri mahasiswa Perbandingan Agama UIN SGD Bandung, "Sampai-sampai model aksi bom untuk Ulil Absar Abdalah yang dialamatkan ke kantor Jaringan Islam Liberal di Utan Kayu memakai buku dengan memohon kesedianya untuk memberikan kata pengantar pada bukunya," ungkapnya Memang diakui M Rais Al-Fathoni, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Aqidah Filsafat UIN SGD Bandung bacaan buku sangat memberikan pengaruh pada cara bertindak, berperilaku dan berfikir. Hasil penelitian Pengaruh Kurikulum Terhadap Pola Keberagamaan Mahasiswa UIN SGD Bandung (Studi Kasus Mahasiswa dan Alumni Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung) tahun 2010. Anggapan mahasiswa Aqidah Filsafat (AF) Fakultas Ushuluddin yang terkesan urakan (penamipilan dan pakaian), nyeleneh (berfikir), gandrung Filsafat Barat dan tak taat beragama ini. Satu faktor yang utama adalah “Bacaan yang dominan dan mudah didapat serta dicari itu buku-buku Filsafat Barat. Filsafat Islam jarang, bahkan minim kita miliki. Termasuk di jurusan,” katanya Bagi Oval, aktivis lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) Bandung menuturkan "Pokoknya. Apakah buku yang dibaca itu berbau liberal atau fundamental sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari," komentarnya Dengan banyaknya membaca buku-buku islam yang sangat menghargai perbedaan, bersikap toleran kepada segala perbedaan, maka kita akan menampilkan keislaman yang ramah. Berbeda dengan banyak membaca buku-buku yang mengajarkan peperangan, jihad, tafsir yang kaku, maka kita akan mewujudkan keislaman yang bengis, geram dan sangat radikal, pungkasnya. Untuk menambahan wawasan, terutama memperkaya penerapan teori agama-agama dalam hasil penelitian-penelitian, "Kuncinya kita harus rajin membaca buku hasil penelitian orang lain," kata Abdul Syukur pada saat kuliah Teori Agama-agama di kelas Religious Studies Pascasarjana UIN SGD Bandung, Selasa (19/4) Ia menghimbau, "Satu minggu satu buku yang kita baca cukup kan," pesannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun