Hari ini umat Kristiani tengah menggelar perayaan Paskah. Prosesi Paskah erat kaitanya dengan Tri Hari Suci: Kamis Suci (perjamuan terakhir Yesus), Jumat Agung (kematian Yesus), dan Sabtu Suci (saat Yesus dikubur). Sejatinya, kehadiran Paskah harus membuahkan berkah (penebusan dosa, pembaruan hidup dan pengharapan) tersendiri bagi umatnya. Menurut Pdt (emeritus) Sularso Sopater, Ketua Umum PGI (1989-1998) mengurai Semula peringatan Paskah hanya mengikatkan proses pembebasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir oleh tangan Allah yang kuat pada zaman Perjanjian Lama (Keluaran 13: 11-15). Bagi orang-orang Yahudi, pesakh (melewatkan-Ibrani) syarat dengan lambang; Anak Domba Paskah yang harus disembelih, darahnya diusap-usapkan di ambang-ambang pintu, hingga malaikat maut yang mengambil nyawa anak-anak sulung melewati rumah sekaligus selamat dari kematian. Tentu, anak domba Paskha ini mengingatakan kita pada kematian Yesus. Pasalnya, Kristus merupakan domba Paskah sejati yang membebaskan manusi daria perhambaan dosa. Ini sesuai dengan Firman Isa ”Inilah tubuhKu tang diserahkan bagi kamu ... Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu ..”(Lukas 22: 19b,20b) Ingat, Paskah memancarkan pesan tentang dosa dan maut telah dikalahkan oleh Sang Juru Selamat yang memiliki kuasa ilahi, melalui kebangkitanNya dari lubang kubur. (Sinar Harapan, 15/4/06) Mari menyongsong fajar pengharapan, pembaruan, kokoh, ulet, ketidakputusasaan, dari segala problematika kebangsaan dan keumatan yang mendera Bumi Pertiwi ini. Seakan-akan negara ini enggan terlepas dari segala marabahaya. Inilah berkah terdalam dari Paskah. Kini, saatnya menjadi pelayan Tuhan. Selamat Paskah. IBN GHIFARIE Pegiat Studi Agama-agama dan Pemerhati Kebebasan Beragama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H