Mohon tunggu...
Ghesti Saraswati
Ghesti Saraswati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Alumni Fisip UI

Belajar Bersuara Untuk Membangun Bangsa. Cheers

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Akar Wangi", Tanaman yang Ditanam Jokowi untuk Cegah Longsor dan Banjir

3 Februari 2020   14:43 Diperbarui: 3 Februari 2020   14:47 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi dan warga di Bogor hari ini Senin (3/1/2020) melakukan penanaman bersama puluhan ribu bibit Vetiver atau yang dikenal masyarakat sebagai tanaman akar wangi di lokasi yang pada saat tahun baru sempat terisolasi karena bencana longsor, yaitu Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya. 

Penanaman akar wangi ini disebut sebagai dimulainya gerakan kembali melestarikan lingkungan untuk mengatasi lahan kritis sehingga meminimalisir terjadinya bencana banjir atau longsor. Jokowi berpesan dengan tegas agar tanaman yang sudah ditanam hari ini tidak dicabut oleh warga karena tanaman ini befungsi sebagai pelindung pada lahan yang miring.

Seperti yang kita tahu, persis pada tahun baru 2020 (1 Januari) bencana banjir bandang dan longsor meluluhlantakan beberapa desa di Sukajaya Bogor. Total, 16 warga tewas, 3.499 unit rumah rusak, dan 11.309 warga masih mengungsi di tenda hingga hari ini. Bahkan, 27 jembatan penghubung antar desa rusak dan membuat beberapa desa sempat terisolir. BNPB menjelaskan bencana tersebut disebabkan oleh adanya penebangan pohon dan tambang ilegal di lokasi yang seharusnya ditanami tanaman yang bisa melindungi lahan kritis. Itukah Akar Wangi?

Akar wangi atau Vetiver akarnya dapat tumbuh ke bawah tanah hingga 5 meter. Bentuk akarnya yang sangat lebat dan panjang dapat berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor dan erosi. 

Jika tanaman ini sudah tumbuh besar, dapat mengurangi laju erosi hingga 90 persen. Tanaman ini pun dikenal tanaman yang "bandel" karena tahan terhadap hama, penyakit, dan api. Kepala BNPB Doni Monardo bahkan menjelaskan, bahwa akar wangi sudah dikenal luas di banyak negara sebagai tanaman pencegah longsor.

Agar warga bersemangat dan semakin tergerak untuk melakukan penghijauan di lahan -- lahan kritis, maka tidak hanya akar wangi yang ditanam, melainkan juga buah-buahan mulai dari Durian, Nangka, Jambu, hingga Jengkol. Tanaman buah ditanam di bagian bidang tanah yang datar, sementara di bagian tanah yang miring dan curam ditanami akar wangi. Strategi yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis pula bagi warga sekitar.

Tidak hanya, penanaman bibit pohon, mulai hari ini juga digalakan keberadaan Kebun Bibit Desa (KBD). Nantinya setiap desa diharapkan memiliki minimum 0,25 hektar guna menampung minimal 60.000 bibit pohon. Hal tersebut guna meningkatkan budaya menanam pohon di kalangan masyarakat sekitar. Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah hari ini untuk mencegah bencana banjir atau longsor jelas sudah tepat. 

Namun, penentunya sekali lagi ada di tangan masyarakat, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungnnya agar terhindar dari bencana longsor atau banjir di kemudian hari adalah kunci. Maju Terus Indonesiaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun