Mohon tunggu...
Gherly Moel
Gherly Moel Mohon Tunggu... -

Apapun itu kerjakan dengan sabar dan ikhlas!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Kisah Tragis Onta Kesepian

7 November 2015   08:04 Diperbarui: 7 November 2015   12:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gherly Moel, nomor 9

Siang ini sama seperti siang-siang kemarin. Panas terik gurun pasir sekitar 50 derajat celcius membakar kulit, menusuk sampai ke tulang-tulang dan membuat haus luar biasa. Badan gerah, kulit memerah dan kaki pecah-pecah menjadi hal biasa, yang tidak biasa jika turun salju seperti beberapa hari lalu.

Sempat aku bertanya dalam hati "Mengapa ada salju turun di gurun ini, sudah seperti di Njerman saja. Tapi lumayan, turunnya salju menjadi obat penawar rindu atas belahan hatiku yang mencari sepotong keju di Njerman sana."

Aku adalah seekor onta di padang pasir yang maha luas di suatu daerah timur tengah. Aku terpisah dari rombongan besar keluarga onta karena aku melarikan diri dan sembunyi saat sekumpulan banteng liar menyerang keluarga kami.

Banteng-banteng tersebut sungguh ganas, ia membunuh dan memakan onta-onta yang tertangkap. Aku sungguh beruntung tak tertangkap mereka, jika sampai tertangkap, mungkin saat ini aku sudah menjadi kotoran yang mereka keluarkan setelah memakanku dan proses pencernaan di tubuh mereka selesai sebagaimana mestinya.

Kotoran itu akan dikeluarkan di gurun pasir yang panas ini, jadi makanan lalat-lalat kelaparan. Lalat-lalat akan terpuaskan, karena kotoran tersebut mungkin akan menjadi kotoran ternikmat di dunia, karena semasa hidup, aku paling selektif soal makanan. Aku hanya memakan sayuran organik, minum dari oase yang jernih, pergi kemana-mana pakai alas kaki, bahkan bulu mataku selalu di sisir rapi. Tubuhku juga bahenol dan sintal, ginuk-ginuk.

Sudah 2 tahun aku berkelana kesana kemari sendirian di padang gurun yang luas ini. Tak ku temui onta lain yang sedang bepergian.

Terus terang aku kesepian, tak ada teman bicara, teman bermain, teman bercanda apalagi teman bercinta. Saking kesepiannya, aku sampai memohon ke yang kuasa "Oh yang kuasa, aku sangat kesepian di gurun yang luas ini, berikan aku teman seperjalanan. Jika dia betina akan ku nikahi, jika dia jantan, aku akan berdandan seperti betina dan aku akan kawin dengannya. Jika tidak kau berikan, aku bisa mati kesepian dan jadi hantu penasaran yang akan mengganggu perjalanan para musafir."

Antara sadar dan tidak karena aku tertidur saking lelahnya dan terbuai hembusan angin sepoi sepoi di bawah pohon kurma yang adem, samar-samar aku mendengar suara jawaban atas pintaku ke yang kuasa tadi "baiklah, aku berikan kamu teman seperjalanan. Tidak baik jika kamu terus-menerus sendirian, sebaiknya berpasangan. Aku kasih kamu pilihan ; mau ku kirim onta jantan atau onta betina?"

Mendengar suara gaib tersebut, aku meloncat kaget dan segera menepuk-nepuk pipi, kuatir ini hanya mimpi. Ternyata pipiku sakit ditepuk kakiku sendiri. Aku bergumam "hmm. Ini bukan mimpi. Berarti aku harus memilih antara onta jantan atau betina."

Tanpa membuang kesempatan, karena katanya kesempatan tidak datang dua kali, begitu juga kesempitan tak datang dua kali, karena sempit itu hanya untuk yang pertama kali, untuk kedua atau seterusnya biasanya sudah tidak sempit lagi. Aku menjawab suara gaib itu "terima kasih yang kuasa sudah menjawab pintaku. Aku memilih onta jantan sebagai teman seperjalanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun