Terdengar suara balasan dari yang kuasa, dengan sedikit nada heran dan terkesan pingin tahu atau kepo "mengapa kamu lebih memilih onta jantan dibanding onta betina? Bukankah dengan onta betina kamu bisa memperoleh keturunan. Bisa kamu jelaskan alasannya jika tidak keberatan."
"Kepo juga nih yang kuasa" batinku.
Lalu aku jawab dengan sejujurnya "aku memilih onta jantan sebagai teman perjalanan karena onta betina biasanya rempong. Tiap bulan ada tamu bulanan, belum marah-marahnya menjelang tamu bulanan. Hidup di gurun sudah susah, jadi tambah susah jika bareng yang rempong-rempong. Aku tidak butuh keturunan, yang penting ada teman seperjalanan menjalani tanjakan dan turunan."
"Baiklah jika itu maumu, aku kabulkan. Aku berikan teman seperjalanan." Lalu terdengar dan terlihat petir menggelegar di langit, awan gelap gulita, tiba-tiba di hadapanku berdiri onta gagah, punuknya penuh berisi air, bibirnya sexy seperti penyanyi rock rolling stone dari english. Aku senang bukan main akhirnya dapat juga teman seperjalanan.
Singkat cerita mereka pun berteman akrab di padang gurun yang luas tersebut, kemana-mana berdua, makan, minum, mandi sampai tidurpun berdua. Awalnya mereka hanya teman, tapi akhirnya jadi teman tapi mesra. Dunia milik mereka berdua bukan isapan jempol belaka, karena saat mereka saling isap, saking sepinya padang gurun, tidak ada onta lain yang menonton.
Sekian
Hikmah yang bisa dipetik dari kisah fabel onta kesepian ini adalah "cinta sejenis terjadi bukan karena ada niat atau kesempatan, tapi karena kesepian dan tak ada pilihan."
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Pada saat event berlangsung, silahkan semua peserta kunjungi karya-karya peserta lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H