Mengalihkan media merupakan salah satu cara untuk mempertahankan informasi yang tersimpan dalam sebuah media. Maka dari itu, proses pengalihan media ini juga salah satu bentuk kegiatan konservasi informasi. Penyelamatan informasi tersebut umumnya sering dilakukan lantaran bentuk fisik dari media cetak yang memuat informasi tidak lagi dapat dipertahankan sehingga perlu adanya tindakan untuk mempertahankan informasi yang terdapat di dalamnya.
Contoh sederhananya, misalnya terdapat seorang penyair yang hidup bertahun-tahun lalu dan membuat karya tulis berupa syair yang cukup terkenal di masanya. Syair tersebut menggambarkan kehidupan sosial budaya pada zaman penyair tersebut masih hidup. Bila penyair tersebut hidup di akhir abad 18 dan bentuk fisik dari media yang ia gunakan adalah kertas, maka tentunya media kertas tersebut akan mengalami penurunan kualitas bahan. Kertas yang digunakan lambat laun akan berubah warna dan bentuk fisiknya tidak lagi utuh atau mulai mudah terurai atau juga mulai dimakan rayap. Upaya pengalihmediaan ini dapat menjadi solusi bagi masalah tersebut.
Saat ini kita mengenal banyak alat yang dapat digunakan untuk mengalihkan media cetak menjadi media yang lain, seperti audio, audiovisual atau video, dan bahkan berbentuk media digital yang dapat diakses melalui koneksi internet. Proses yang mengacu pada konversi konten media tradisional, seperti teks, gambar, audio, dan video ke dalam format digital juga dapat disebut sebagai digitalisasi media. Melalui upaya tersebut, media menjadi mungkin untuk disimpan, diakses, dan disebarkan secara elektronik, atau bahkan lewat internet.
Salah satu contoh dari alat untuk konvergensi media atau pengalihanmedia ini adalah mesin scanner. Jika Anda pernah menggunakannya, mesin scanner akan menyinari dokumen yang kita masukkan ke dalamnya dan menampilkan hasilnya ke layar monitor yang tersambung dengannya. Meskipun medianya tidak benar-benar diubah, melainkan hanya menggandakan informasi dengan menyimpannya ke media lain, upaya tersebut merupakan upaya perlindungan terhadap informasi yang dimuat pada media aslinya.
Pencitraan digital merupakan representasi visual dari dunia nyata ke dalam bentuk digital yang dapat diolah dan dipahami oleh mesin komputer. Menurut laman Binus University, pengolahan citra digital adalah proses pengolahan gambar secara digital melalui penggunaan komputer dimana alogritma komputer digunakan untuk mendapatkan gambar yang disempurnakan atau mengekstrak berbagai macam informasi yang berguna.
Gambar digital yang ditampilkan oleh komputer ke layar monitor kita sebenarnya terdiri dari matriks piksel. Piksel sendiri merupakan unit terkecil dari suatu gambar digital yang terdiri atas warna RGB. Dengan kata lain, gambar digital yang Anda lihat di layar monitor Anda setelah proses scanning adalah hasil dari upaya komputer untuk mengubah hasil tangkapan cahaya saat proses scanning berlangsung menjadi kumpulan warna yang membentuk tampilan fisik serupa dengan dokumen yang Anda proses namun dalam bentuk 2 dimensi.
OCR merupakan salah satu teknologi pendukung dalam proses scanning tersebut. Mengutip dari Ensiklopedia Britannica, OCR atau Optical Character Recognition adalah teknik pemindaian dan perbandingan yang diperuntukkan guna mengidentifikasi teks tercetak atau data numerik. Upaya ini bertujuan untuk menghindari kebutuhan pengetikan ulang materi yang telah dicetak untuk entri data. Contohnya, Anda mungkin ingin mengalihmediakan sebuah buku yang langka dan sudah tidak dicetak lagi dengan metode scanning atau sekedar ingin mengalihmediakan ijazah Anda ke format digital. Perangkat lunak OCR bekerja dengan membandingkan bentuk karakter yang dipindai dengan library font yang dimiliki perangkat lunak tersebut. Library ini biasanya mencakup berbagai format font, termasuk ketebalan dan variasi ukurannya. Pada perangkat lunak OCR modern, teknologi machine learning juga sering digunakan untuk mengenali karakter dengan lebih akurat, bahkan jika font tidak ada dalam library bawaan.
Perlu diketahui bahwa akurasi tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan pindaian dokumen asli berkualitas tinggi yang tajam dan jelas, sehingga akurasi dokumen juga dapat bergantung pada kualitas dari dokumen itu sendiri. Selain itu, akurasi juga dapat menurun seiring dengan menurunya kualitas dokumen asli. Jadi, kualitas dokumen asli akan mempengaruhi hasil pindaian dokumen.
Digitalisasi media bukan hanya solusi untuk melestarikan informasi, tetapi juga menjadi langkah penting menuju era baru di mana data dapat diakses, dianalisis, dan digunakan secara lebih efisien. Dengan terus memanfaatkan teknologi yang ada, kita dapat memastikan bahwa informasi masa lalu tetap relevan dan bermanfaat untuk generasi mendatang.
Referensi