Mohon tunggu...
Ghery Helwinanto
Ghery Helwinanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca memiliki banyak tujuan seperti mencari arah ke tempat tujuan, mencari arti dari suatu kata, mencari penjelasan dari suatu kejadian, dan lain-lain. Membaca juga tidak melulu soal buku, bisa juga koran, majalah, artikel ilmiah, artikel berita, peta, kamus, hingga bibliografi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tidak Semua Perlu Dibahas Dalam Cerita Fiksi

10 Mei 2024   10:43 Diperbarui: 10 Mei 2024   10:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/tulis-ulang-edit-teks-di-mesin-tik-3631711/

Pernahkah Anda merasa kebingungan saat membaca sebuah novel karena beberapa bagian tidak dijelaskan dengan baik? Saya harap artikel ini dapat membantu Anda dalam memahami pentingnya memfokuskan cerita pada plot utama untuk menghindari kebingungan semacam itu.

Dalam sebuah cerita fiksi, tokoh utama adalah elemen kunci yang harus diberikan perhatian paling besar oleh penulis. Meskipun ada beberapa penulis yang mengklaim memiliki lebih dari satu tokoh utama dalam cerita mereka, pada akhirnya hanya satu tokoh yang mendominasi peran dan sorotan, memegang peran krusial dalam perkembangan plot.

Sejak awal hingga akhir cerita, pembaca menyaksikan perjalanan tokoh utama. Tindakan dan pengalaman mereka membentuk inti dari cerita. Di sisi lain, tokoh sampingan atau pembantu, meskipun penting, jarang memiliki dampak yang signifikan pada plot utama. Namun, jika mereka terlibat dalam perkembangan cerita, penulis harus menjelaskannya dengan cukup. Ketidakkonsistenan dalam penjelasan ini dapat menyebabkan apa yang disebut sebagai "plot hole".

Plot hole adalah ketidaksesuaian atau kejanggalan dalam cerita di mana ada informasi yang tidak konsisten atau tidak dapat dijelaskan. Mengutip dari studiobinder, plot hole diartikan sebagai kesenjangan yang tidak dapat dijelaskan antara kepura-puraan suatu titik plot dan hasil yang bertentangan dari titik plot lainnya. Contoh dari plot hole ini dapat dimisalkan dengan tokoh utama merupakan keturunan ketujuh dari suatu keluarga yang ditakdirkan akan mengalahkan naga jahat dengan pedang legendaris warisan keluarga. Pedang legendaris tersebut terkubur di suatu tempat yang jauh. Cara mendapatkan pedang tersebut adalah dengan melakukan perjalanan sesuai dengan petunjuk yang tercantum di dalam peta. Peta tersebut rupanya dimiliki oleh sang ibu, sebab ibunya adalah keturunan keenam. Sang ibu tidak mau memberikan peta tersebut kepada anaknya lantaran takut bahwa anaknya tidak akan selamat melawan naga jahat. Keduanya lantas tidak saling berbicara dan tokoh utama kita pergi dari rumah dengan pengetahuan yang terbatas. Tiba-tiba saja dan entah bagaimana lalu disebutkan bahwa tokoh utama kita sudah memegang peta yang sebelumnya tidak ingin diserahkan ibunya. Tokoh utama diperlihatkan berbincang dengan teman seperjalanannya dan mengatakan bahwa ibunya merasa yakin kalau anaknya akan berhasil dalam perjalanan itu tanpa benar-benar menunjukkan adegan tersebut kepada pembaca bahkan termasuk dengan penyerahan benda penting tersebut.

Meskipun, penulis dapat pula untuk menjelaskan bahwa ayahnya berperan dalam proses penyerahan benda penting itu. Pada akhirnya, hal itu malah akan jadi semacam deus ex machina. Penulis juga harus menghindari jebakan "deus ex machina". Istilah ini merujuk pada penyelesaian yang terlalu mudah atau tidak masuk akal dalam cerita. Menggunakan deus ex machina menunjukkan ketidakkonsistenan dalam penulisan dan dapat merusak alur cerita. Di sisi lain, penggunaan deus ex machina juga dikaitkan dengan penulisan yang malas. Tentunya penulis tidak ingin mendapatkan stigma tersebut.

Untuk menghindari plot hole dan deus ex machina, penulis harus memperhatikan detail-detail kecil yang mempengaruhi plot utama. Plot hole sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan emosional antar tokoh, mengembangkan konflik, atau mengeksplorasi proses yang lebih dalam. Dalam menulis, penting untuk membedakan antara hal-hal yang relevan dengan plot utama dan yang tidak. Tidak semua bagian cerita perlu dijelaskan secara rinci, tetapi setiap detail yang memengaruhi plot utama harus dijelaskan dengan baik.

Dengan memperhatikan hal ini, penulis dapat menciptakan cerita yang konsisten dan memikat. Pembaca pun akan lebih terlibat dan terkesan dengan karya tersebut. Jadi, jangan ragu untuk mengedit dan merevisi naskah Anda untuk memastikan kualitas cerita yang maksimal. Semoga artikel ini membantu Anda memahami pentingnya fokus pada plot utama dalam menulis cerita fiksi dan menjawab pertanyaan "mengapa ada bagian dalam cerita yang tidak dibahas lebih dalam".

Demikian artikel kali ini. Jika Anda menyukai artikel dengan topik serupa Anda dapat melihat lebih banyak artikel di dashboard di atas. Bila Anda berkenan, Anda juga bisa untuk meninggalkan komentar dan saran dibawah. Terimakasih sudah membaca. Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Referensi

https://www.studiobinder.com/blog/what-is-a-plot-hole-definition/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun