Sudah bukan menjadi rahasia publik bahwa kita dapat memperoleh informasi dari manapun termasuk dari Internet. Terlepas informasi apapun yang kita perlukan, entah untuk menjawab pertanyaan sederhana seperti bagaimana cara membuat titik-titik pada daftar isi ataupun pertanyaan rumit seperti bagaimana cara tumbuhan menghasilkan oksigen.Â
Pada dasarnya informasi tidak selalu berasal dari pengalaman pribadi seseorang. Terdapat beberapa gagasan yang menurut saya kurang mengenakkan lantaran sebuah informasi harus berasal dari pengalaman pribadi ataupun penelitian yang perlu dilakukan secara mandiri oleh pemberi informasi.Â
Hal ini tidak salah, karena terdapat beberapa jenis informasi bila dikategorikan berdasarkan sumbernya. Basuki (2019) mengemukakan bahwa literatur merupakan informasi terekam dengan tanpa melihat bentuk ataupun medianya. Basuki juga menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis literatur, diantaranya adalah
a. Literatur primer
b. Literatur sekunder
c. Literarur tersier
Literatur primer ini diartikan sebagai literatur yang berisi informasi mengenai penelitian asli, mengenai teori beserta aplikasinya ataupun penjelasan mengenai teori dalam semua disiplin ilmu.Â
Contohnya? Majalah ilmiah, laporan penelitian, paten, disertasi, eprint, artikel ilmiah, dan lain-lain. Sementara itu, literatur sekunder dapat berupa literatur rujukan yang umumnya berisi informasi tentang literatur primer ataupun literatur berupa bibliografi mengenai literatur primer.Â
Contoh dari literatur sekunder ini diantaranya adalah ensiklopedia, buku panduan, majalah indeks, tinjauan literatur, majalah abstrak, kamus, bibliografi, dan informasi kilat.
Jadi, hanya karena informasi bukan berasal dari pengalaman pribadi bukan berarti informasi tersebut tidak valid. Pada dasarnya informasi juga dapat diperoleh dari sumber lain.Â
Jika kita merujuk pada literatur sekunder yang berisi informasi yang berasal dari literatur primer, informasi sebenarnya juga dapat kita peroleh dari pengalaman orang lain.Â
Meskipun demikian, penting untuk mencari informasi yang relevan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami literasi media sebagai bentuk evaluasi secara kritis terhadap pesan untuk selanjutnya, dipahami sumbernya, pesan yang dihasilkannya, penyeleksiannya, penginterpretasiannya, dan akibat yang ditimbulkannya.