plot twistnya mana nih?", "ngga ada plot twistnya?", "plot twistnya gila sih! Mind blowing, nggak nyangka si ini itunya si anu". Yap, plat plot plat plot. Plot twist itu apa sih? Apa itu plot twist?
Pernah tidak kalian mendengar atau menjumpai opini seperti ini, "Jika kamu tau plot twist sebagai keadaan yang "mengubah" situasi yang sudah ada, maka kamu salah besar. Plot twist memang benar adalah kejutan yang penulis buat untuk pembaca atau audiens. Penulis disini diibaratkan sebagai seorang pesulap yang bermain sulap kartu. Dan, menariknya penonton dalam sulap kartu tersebut tidak sepenuhnya menyadari bahwa mereka tertipu di saat dek kartu pertama kali ditunjukkan.
Plot twist wajarnya ada dalam kisah-kisah misteri. Plot twist dapat kita kenali dari bagaimana penulis akhirnya menunjukkan siapa dalang kejahatan dalam cerita, atau bagaimana dia membunuh si korban, atau juga tentang kapan pembunuhan terjadi. Meski plot twist tidak melulu tentang pembunuhan, kebebasan eksplorasi tentang bagaimana hal ini terjadi bergantung pada kreativitas penulis itu sendiri. Meski begitu, penulis tetap harus berpedoman pada logika umum. Pastinya ngga mungkin dong, seorang karakter dibunuh oleh seseorang tanpa tanda-tanda situasi itu akan muncul. Disinilah peran breadcrums sangat penting.
Breadcrums adalah remah-remah roti yang akan menunjukkan kepada kita apa yang akan terjadi dan bisa dalam bentuk yang bermacam-macam. Tapi perlu diingat bahwa jika kamu seorang penulis kamu perlu mempertimbangkan eksistensi dari red herrings apa yang akan kamu gunakan untuk mengalihkan pembaca dari remah-remah roti ini. Aku bakal bahas tentang red herrings di artikel lainnya. Jadi, sudah sangat jelas bahwa plot twist hadir bukan ujuk-ujuk (tiba-tiba) ada. Plot twist yang baik dibangun melalui remah-remah roti ini. Mungkin ada pembaca atau audiens yang kurang memahami atau tidak tahu tentang bagaimana plot twist itu ada. Jadi sekarang kalian tahu bagaimana menjawabnya.
Plot twist bukanlah keajaiban yang perlu dielu-elukan karena plot twist mengikuti bagaimana penulis menaruh remah-remah roti sepanjang cerita. Jika kamu mau, kamu bisa membaca sebuah kisah misteri dari sebuah novel atau menonton kembali film misteri yang pernah kamu tonton dan kamu akan menyadari remah-remah roti ini. Jika kamu selesai membaca sebuah kisah misteri atau menontonnya, mungkin kamu bisa menandai remah-remah roti itu di halaman-halaman sebelumnya, sebelum plot twist itu muncul.Â
Memang agak merepotkan untuk membaca lagi kedua kalinya tapi itu akan menunjukkan jejak-jejak remah-remah roti yang sebenarnya memang ada dan penulis membuat kita melupakannya sepanjang cerita berlangsung.
Terdapat catatan khusus setelah kamu mengetahui bagaimana breadcrums ini bekerja. Jangan lupa untuk menikmati sebuah cerita misteri tanpa tergesa-gesa tentang mencari dimana letak plot twistnya. Pada akhirnya, sebuah kisah misteri tidak melulu soal plot twist.
Apa menyenangkannya menebak-nebak trik seorang pesulap alih-alih menikmati pertunjukan tersebut secara keseluruhan. Hal yang aku sebutkan di atas cuman alat yang bisa kamu gunakan sebagai seorang penulis dan bukan untuk menghilangkan kesenangannya saat membaca kisah misteri. Jadi, begitulah artikel kali ini. Jika kamu suka atau mendapati kalau artikel ini bermanfaat, kamu bisa memberi komentar di bawah atau membagikannya. Terimakasih dan sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H