Cerita ini dimulai saat jam istirahat sekolah. Nara menghampiriku dari kelasnya yang terletak di sebelah kelasku. Lalu, dia mengajakku untuk segera pergi menemui teman kami yang lain. Tanpa memberi tahu apa yang akan kita lakukan, dia menarikku dengan pelan ke kelas teman kami. Sambil mencoba memakan permen yang baru aku buka, aku mengikuti dia dari belakang, meski aku agak penasaran tapi pada akhirnya aku tidak menanyakan apapun padanya. Dengan hawa yang agak panas karena saat itu belum memasuki musim hujan, Nara memberitahuku juga satu temanku bahwa ekstrakulikuler kita harus tampil memeriahkan acara sekolah.Â
Katanya, pembimbing kami menanyakan apakah kita bisa menyiapkan sesuatu untuk memeriahkan acara sekolah. Setelah Nara berkata seperti itu, kami melirik satu sama lain. Karena pada dasarnya kami belum pernah melakukan hal seperti itu. Jadi, tentunya kami masih bingung dan tidak terlalu yakin. Kemudian Nara berbicara lagi memecah keheningan. "Jadi bagaimana menurut kalian? Karena menurutku ini kesempatan yang cukup bagus untuk kita." Dengan pertimbangan lain, pada akhirnya kami setuju. Selanjutnya kami mengeksekusi ide-ide kami yang berkaitan dengan penampilan itu kepada teman yang lain. Namun, sebelumnya kami menanyakan pendapat-pendapat teman yang lain. Selanjutnya pendapat itu diproses sehingga kami semua dapat menghasilkan keputusan terkait penampilan itu. Namun sebelum keputusan benar-benar kita ambil, kami ingin membicarakannya lagi secara lebih serius esok hari. "Ok ya, deal!" ujar Nara. "Buat lebih pastinya besok ditunggu di DPR yaaa," lanjutnya lagi.Â
Hari selanjutnya kami berkumpul di DPR (Di bawah Pohon Rimbun) seperti apa yang telah dikatakan Nara. Kami membahasnya lagi sedikit sampai kami benar-benar yakin. Dan keputusannya adalah, kami menyetujui menyanggupi untuk mencobanya. Setelah itu, dapat terlihat tatapan teman yang lain menunjukkan kesenangan. Sejak itu, hari-hari kami diisi dengan pertemuan latihan di setiap sore setelah pulang sekolah. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa untuk latihan di sekolah saja masih ada hambatannya. Mulai dari waktu teman-teman yang sering bentrok, keseriusan mereka yang kurang, lalu waktu yang dikira kurang cukup untuk kita latihan sepulang sekolah. Terkadang ada rasa kesal namun lebih banyak rasa senang yang terasa karena saat latihan itu membuat kami lebih banyak mengobrol, dan hal itu membuat kami merasa lebih dekat dari yamg sebelumnya. Dan aku rasa itu merupakan hal yang bagus.Â
Hari pertama latihan semuanya masih terasa mentah, entah apa yang harus dilakukan dan harus mulai dari mana. Saat itu aku mencoba untuk menunggu arahan saja dari ketua kami, Nara. Namun saat itu, seharusnya aku tahu ini bukan hal yang biasa untuk dia, ini juga adalah hal yang baru untuk nya. Sejujurnya, aku tidak terlalu ingat tentang latihan pertama kita, tapi setelah aku sadar bahwa ketua pun perlu bantuan, aku bilang pada diriku sendiri bahwa aku siap untuk membantu apapun. Lagipula Nara adalah teman baikku, sudah sepatutnya aku selalu membantunya kapanpun itu.Â
Hari-hari latihan selanjutnya dilaksanakan dengan cukup serius meski dirasa agak sulit karena faktanya masih ada saja yang sering kurang serius saat latihan. Beberapa hari latihan itu dilaksanakan dengan tujuan untuk mengikuti audisi pensi sekolah. Kami berusaha membuat penampilan kami sebaik mungkin untuk dilihat oleh juri. Seperti yang Mike katakan sehari sebelum audisi itu dilaksanakan, "Ayo kita tunjukkin penampilan kita yang bagus ini, kita harus nunjukkin juga kalau kita bisa, dan kita pantas!!" "YESSSS, aku tau kita semua nervous tapi AYO KITA KASIH YANG TERBAAIKK" Ujar Angel dengan bersemangat. Perkataan Angel dan Mike itu berhasil membangkitkan semangat teman-teman yang lain. Dibuktikan dengan obrolan group chat WhatsApp yang kita lakukan setelah pulang latihan.
Mike: "R U GUYS READYY FOE TOMORRROOOWW??"Â
Nara: "Mike istirahatt dongg, yang lain juga harus istirahat."Â
Angel: "AKU NERVOUS BGT BHAHAH"Â
Raiden: "ME TOO"Â
Nara: "Makanya istirahaaatt dong, jangan dipikiriinnn teruuusss guyss."Â