Mohon tunggu...
R. Bindoeng
R. Bindoeng Mohon Tunggu... Seniman - Pembual

Seorang lelaki berpostur kecil. Banyak yang menjuluki dengan 'pria menjengkelkan'. Usil, suka menulis keusilan dengan puisi, prosa, cerpen, catatan dkk. Pegiat di Majelis Tobung Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Derita Madura

13 November 2019   17:37 Diperbarui: 13 November 2019   17:41 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanahku bertambah tandus
Tandus moral, kerontang cinta
Sebab ksatria sapi kerapan sudah berprofesi pengecut
Madura berkabut.
Tak pernah kulihat lagi perkasa putera madura setelah menggapai layang-layang  yang terputus
Mereka rupanya lebih memilih mengubur citanya pada madura
Lebih memilih setia pada narkotika!
Budaya sudah tak cerah
Remang dengan kebodohan yang mereka konsumsi sendiri.
Sigar tanah bukanlah lagi sigar harapan benih benih
Sebab para kesatria yang diharap telah sekarat oleh rayuan barat keparat!
Madura menderita.

Madura, malihat keadaanmu aku iba
Namun ibu menyuruhku lekas pergi
Sebab legam wajahmu dan luka di sekujur tubuhmu tak kunjung terobati.
Madura,
Janganlah jenuh, aku masih ingin kembali

12 Nov 19
Madura-surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun