Dari angin, aku mendengar berisik di hatimuÂ
Dalam gemuruh itu, namaku suara membawaÂ
Sedang raut wajahmu, bayangan yang tak pernah ada di kepalaÂ
Ingin kujemput namaku kembaliÂ
Sebab takkan pernah betah untuk tinggalÂ
Kau keliru menyuarakan namaÂ
Namun semakin keras berdengung hingga ke telingaÂ
Bahkan kau menjadikannya namamu Dengan bibit doa doaÂ
Ah, semoga saja nantinya Tumbuh bunga di hatiku, kau rela memetiknya
@bdr, 11 Muharam 1441 HÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H