Mohon tunggu...
Ghayida Mustika Pratiwi
Ghayida Mustika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Ghayida

Ghayida

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Novel "Air Mata Cinta"

9 Maret 2021   21:51 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:20 3882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Air Mata Cinta merupakan sekuel novel best seller Cinta Dalam Diam karya Shineeminka. Terdapat sinopsis yang tercantum pada novel tersebut yaitu "Andai dosaku dapat terlihat, mungkin bumi dan langit telah penuh oleh dosaku. 

Setiap petuah aku anggap angin lalu. Setiap amanah aku anggap tidak penting. Masih adakah jalan untuk meraih cinta - Mu? Aku berharap setiap air mata yang perlahan terjatuh membasahi tempatku bersujud adalah bukti cintaku pada-Mu. Bila engkau mencintai-Nya, berharaplah air mata yang terjatuh membasahi pipimu adalah Air Mata Cinta untuk Sang Maha Pemilik Kehidupan".

Dari sinopsis nya, saya sebagai pembaca dibuat penasaran. Tentu saja banyak pertanyaan yang muncul didalam pikiran saya. Contohnya mengapa penulis memberikan judul Air Mata Cinta pada novel ini?
Setelah saya membacanya, diceritakan seorang perempuan yang bernama Citra. Ia merasa menyesal akan perilakunya dahulu yang jauh dari agama Allah swt. Kemudian ia selalu mengeluarkan tangisnya ketika sujud kepada-Nya. Saya berpikir, itulah sebab novel ini di beri judul Air Mata Cinta. Air mata yang hanya ditujukan kepada Allah swt sebagai rasa penyesalan. Beruntungnya Citra mendapatkan jodoh yang benar-benar taat agama Allah swt dan menjadi pebimbing Citra untuk menuju lebih baik lagi. Danang, suaminya yang begitu penyayang dan sabar kepada Citra.

Disini penulis seperti menceritakan hal-hal yang sering terjadi didalam kehidupan nyata. Penulis juga mencantumkan beberapa kisah atau hadist Rasulullah saw. yang tentunya dapat menambah ilmu bagi kita sebagai pembaca. Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami. Kata yang di pilih memiliki makna yang mendalam namun dapat dimengerti, sehingga seakan-akan pembaca terbawa dalam suasana tersebut. Cover yang menarik, bergambar seorang wanita yang tidak memperlihatkan wajahnya. Hanya terlihat bagian belakang ditutupi jilbab. Membuat pensaran maksud dari gambar tersebut, sehingga ketertarikan untuk membacanya semakin meningkat. Novel ini terdiri dari beberapa bab yang tentunya setiap bab terdapat kata-kata motivasi. Didalam novel ini lebih banyak dampak positifnya terutama mengenai kehidupan. Kita sebagai pembaca diajarkan untuk ikhlas dan sabar terhadap kehidupan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun