Mohon tunggu...
ghani arrazaq
ghani arrazaq Mohon Tunggu... Buruh - tetap semangat

rio

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Uang, Fenomena yang Tak Kunjung Hilang di Indonesia?

27 November 2024   08:25 Diperbarui: 27 November 2024   08:25 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di beberapa daerah, masih kuat tertanam budaya balas budi dan patronase, di mana masyarakat merasa berhutang pada seseorang yang “membantu” mereka. Dalam konteks politik, bantuan ini seringkali berbentuk uang atau fasilitas yang diberikan saat kampanye. Pola pikir seperti ini membuat praktik politik uang di Indonesia semakin sulit diberantas, karena dianggap sebagai sesuatu yang sudah menjadi tradisi.

4. Kurangnya Penegakan Hukum yang Tegas

Regulasi mengenai larangan politik uang sudah ada, namun penegakannya masih kurang tegas. Di banyak kasus, pelanggaran politik uang ini seringkali dianggap sebagai pelanggaran kecil atau sulit untuk dibuktikan. Hal ini menyebabkan banyak pihak merasa bahwa mereka bisa melakukannya tanpa konsekuensi yang berarti.

Fenomena politik uang yang tak kunjung hilang di Indonesia ini seolah-olah menjadi “rahasia umum” yang diterima begitu saja oleh sebagian besar masyarakat.

Tentu kita sepakat bahwa politik uang adalah sebuah masalah besar dalam sistem demokrasi. Tapi, apa saja sebenarnya dampak buruk dari praktik ini?

1. Menurunkan Kualitas Pemimpin Terpilih

Ketika seorang kandidat terpilih bukan karena kompetensinya, melainkan karena dana kampanye yang besar, ini tentu berdampak pada kualitas kepemimpinan. Pemimpin yang “membeli” suara cenderung lebih fokus pada upaya mengembalikan dana kampanyenya ketimbang bekerja untuk rakyat.

2. Menciptakan Siklus Korupsi

Fenomena politik uang seringkali menjadi awal dari korupsi yang berkelanjutan. Pemimpin yang menghabiskan banyak uang untuk kampanye kemungkinan besar akan mencari cara untuk mengganti pengeluaran tersebut setelah terpilih. Akibatnya, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan pun terjadi, menghambat perkembangan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

3. Mengurangi Partisipasi Masyarakat dalam Demokrasi Sejati

Jika praktik politik uang terus berlanjut, masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada sistem pemilu dan proses demokrasi secara keseluruhan. Mereka mungkin berpikir, "Buat apa memilih kandidat yang jujur, kalau akhirnya yang menang adalah yang punya uang?" Hal ini bisa mengakibatkan tingkat partisipasi yang rendah dan membuat demokrasi kehilangan makna sejatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun