Mohon tunggu...
Ghani Aab
Ghani Aab Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bersemangatlah dalam memulai sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saya Bayar SPP Mahal, tapi Anak Saya Tabiatnya Kok Jelek?!

18 Oktober 2014   02:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Saya kan sudah bayar mahal buat SPP di sekolah ini, tapi kok anak saya tabiatnya jelek begitu? Disuruh beribadah susahnya minta ampun, apalagi disuruh belajar!”, begitulah mungkin ungkapan kekesalan dari sebagian orang murid yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang mahal. Memang pendidikan di sekolah yang mahal pun kadang-kadang hasilnya tidak seperti harapan. Orang tua murid mungkin mengasosiasikan hasil pendidikan anaknya dengan besarnya uang yang telah mereka keluarkan.

Namun bisakah kita langsung menyimpulkan sekolah dengan biaya mahal pasti hasilnya baik? Kita kadang lupa bahwa ruh dalam pendidikan itu bukan hanya dipikul oleh pihak sekolah saja. Orang tua lah yang justru paling berpengaruh dalam membentuk tabiat anak. Dalam membentuk kepribadian anak, lingkungan keluarga adalah pencetak kepribadian paling berpengaruh, baru kemudian sekolah dan lingkungan bermain anak.

Dari yang saya lihat, seorang siswa lebih mematuhi gurunya ketimbang orang tuanya, mungkin saja terkait dengan perasaan takut siswa kalau nilainya nanti dikurangi dan sebagainya. Tapi selalu saja tabiat dan kebiasaan anak itu adalah foto copy dari orang tuanya, atau orang-orang dilingkungan keluarganya.

Coba kita pikir, seorang guru TK akan mewarnai anak paling lama dua tahun, setelah itu figur guru TK akan segera terlupakan, lalu dilanjutkan guru SD selama enam tahun dan setelah lulus guru SD pun dilupakan. Saya pun juga sudah lupa dengan guru-guru SD, bahkan TK sama sekali tidak muncul di memori saya. Tapi yang selalu ada dalam ingatan saya adalah orang tua dan keluarga terdekat, merekalah yang menjadi blue print di otak saya.

Sekolah yang mahal akan menyediakan segala fasilitas prima yang menunjang pendidikan anak, tapi sekolah tersebut bukanlah faktor kunci keberhasilan mendidik anak. Kita lah sebagai orang tua yang menentukan. Akan menjadi seperti apa, akan menjadi bagaimana, akan menjadi anak yang berkarakter atau tidak adalah ditangan orang tuanya.

Maka masihkah kita menyalahkan kemunduran pendidikan karakter di Indonesia? Bisa jadi kitalah yang menyebabkan kemunduran itu. Dan caranya sangat mudah, cukup dengan membayar mahal pada sekolah, lalu kita duduk manis melihat hasilnya atau bahkan tidak pernah ada dalam proses pendidikan itu, kemudian kalau tidak berhasil tinggal kita menyalahkan sekolah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun