Mohon tunggu...
M Ghalih AI 079
M Ghalih AI 079 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Semester 2/BPI/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kontne-konten tugas kampus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tingkat Keimanan dalam Islam: Dari Muslim ke Muhsin menurut Hadits dan Al-Qur'an

11 Juni 2024   09:20 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/originals/c6/6f/05/c66f05d68d31be29bd0b13276c6d9a13.jpg

Oleh: Syamsul Yakin & Muhammad Ghalih Adhinul Ikhsan
Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada bagian sebelumnya, telah dibahas bahwa seorang mukmin yang berhasil melewati ujian keimanan akan meningkat menjadi muhsin, yang berarti seorang Muslim yang memiliki iman yang teguh dan berperilaku baik secara lahir dan batin. Dimulai dari Islam dan iman, dan naik ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu berihsan.

Di bawah ini adalah dialog tentang Islam dalam praktik. Kemudian dia bertanya, "Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam." Rasulullah menjawab, "Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya". (HR. Muslim).

Sementara itu, iman dalam praktik dapat dipahami dalam riwayat berikut ini. Orang itu kemudian berkata, "Beritahukan kepadaku tentang Iman" "Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Jawab nabi. "Engkau benar," Ucap orang itu. (HR. Muslim)

Lalu, ihsan dalam praktik adalah, "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah Engkau melihat-Nya. Apabila tidak bisa  melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu" (HR. Muslim).

Terdapat perbedaan praktis antara berislam, beriman, dan berihsan dari yang dibicarakan di atas. Jika diteliti, beriman lebih berfokus pada keyakinan dalam hati kepada Allah; berislam lebih berfokus pada perbuatan baik, seperti ibadah, sebagai bukti iman; dan berihsan adalah hasil dari berislam dan beriman. Target dakwah bervariasi dari kafir ke muslim, dari muslim ke mukmin, dan dari mukmin ke muhsin.

Dalam Al-Qur'an, orang-orang yang bertakwa (muttaqin) juga disebut sebagai orang-orang yang selalu berbuat baik (muhsinin). "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran/3: 133).

Ayat berikutnya memberikan penjelasan rinci tentang karakteristik orang yang bertakwa.  "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran/3: 134). Oleh karena itu, muttaqin dan muhsinin memiliki korelasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun