Mohon tunggu...
ghaitsa rizky
ghaitsa rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilates dalam Perspektif Marxisme: Kelas Sosial, Legitimasi Standar Kecantikan, dan Kesadaran Palsu pada Masyarakat

10 Juni 2024   08:47 Diperbarui: 10 Juni 2024   08:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ideologi juga dapat dikatakan sebagai sarana kelas tertentu untuk berkuasa mempertahankan kekuasaannya sehingga dapat memunculkan kesadaran palsu pada masyarakat. Dalam praktik pilates sebenarnya terdapat ideologi yang ditanamkan, yaitu mengenai standar kecantikan dan tubuh ideal. Meskipun pilates tidak secara eksplisit mempromosikan standar kecantikan dan tubuh ideal namun nilai ini tetap tertanam dalam praktiknya. 

Sebagai contoh, dalam promosi pilates sering menghadirkan model yang memiliki citra tubuh ideal, ditambah peran media dan tokoh publik ternama dalam mempromosikan pilates hingga menjadi tren di kalangan anak muda. 

Promosi yang telah dilakukan jika dianalisis, dapat menciptakan konstruksi makna masyarakat mengenai standar kecantikan dan citra tubuh ideal sehingga masyarakat merasa harus mengakses pilates untuk mencapai standar kecantikan dan citra tubuh ideal sesuai yang telah dijanjikan secara tersirat. Ideologi yang tertanam secara tersirat ini nantinya akan menimbulkan kesadaran palsu bagi pihak-pihak di dalamnya.

Kesadaran Palsu pada Instruktur dan Peserta Pilates

Di dalam tulisan Marx terdapat dua aspek yang dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi kesadaran palsu. Pertama, Marx berpendapat bahwa ide dominan di dalam masyarakat semuanya berasal dari kelas dominan atau penguasa. 

Kedua, Marx menunjukkan bahwa apa yang masyarakat, khususnya kelas bawah, anggap sebagai "kebaikan hati" dari suatu relasi sosial ternyata dalam konteks kapitalisme sebenarnya merupakan mistifikasi pasar. 

Artinya masyarakat luas sudah mewajarkan ide dan inovasi produk yang berasal oleh kelas penguasa. Adapun respon yang diberikan dari masyarakat, khususnya kelas bawah yaitu dengan menjual tenaga kerjanya dan mendapatkan harga yang pantas untuk itu (Barker & Jane, 2016).

Pada bagian ini akan dianalisis kesadaran palsu dari sudut pandang instruktur pilates dan peserta pilates. Pertama, dari instruktur pilates, sebagai pekerja di bawah kepemilikan studio pilates, maka mereka secara tidak langsung juga ikut mempromosikan standar tubuh ideal kepada peserta. 

Hal ini dilakukan secara tidak sadar oleh pihak instruktur demi keberlangsungan pekerjaannya. Kesadaran palsu lainnya ditemukan pada hubungannya dengan pemilik studio pilates, meskipun banyak instruktur yang berasal dari latar belakang ekonomi berkecukupan namun mereka tetaplah berposisi sebagai kelas pekerja yang sebenarnya dieksploitasi oleh kelas atas. 

Namun demi keberlangsungan pekerjaannya mereka cenderung mewajarkan hal tersebut dan menyesuaikan tenaganya dengan harga yang akan dibayar oleh owner studio pilates.

Kedua, kesadaran palsu pada peserta pilates. Meskipun peserta pilates mayoritas berasal dari kelas atas dan memiliki tujuan serta motivasi yang cukup beragam dalam mengikuti pilates, namun mereka cenderung tidak menyadari bahwa posisi sosial mereka jika dipandang dari perspektif ini merupakan bagian dari kelas bawah yang telah dieksploitasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun