Mohon tunggu...
Ghaisyani HaibahNur
Ghaisyani HaibahNur Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa Universitas Jember

...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warung Kopi Sebagai Faktor Pendukung dalam Mengurangi Angka Kemiskinan di Jember

7 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 7 Juni 2023   13:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), angka kemiskinan di Kabupaten Jember, Jawa Timur menurun dari 257,09 ribu jiwa menjadi 232,73 ribu pada tahun 2022. Berdasarkan keterangan Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, menyatakan bahwa penurunan kemiskinan tersebut terjadi bukan semata -- mata karena program pemerintah daerah saja, melainkan juga beberapa program berhasil mempengaruhi penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Jember. Selain itu, berakhirnya pandemi Covid -- 19 juga mempengaruhi angka kemiskinan sehingga beberapa sektor seperti perdagangan dan pertanian mulai berjalan kembali.

"Jumlah tersebut berkurang sebesar 24,36 ribu jiwa apabila dibandingkan dengan kondisi Maret 2021 sebesar 257,09 ribu jiwa," ucap Tri Erwandi sebagai Kepala BPS Jember.

Tri Erwandi menjelaskan garis kemiskinan yang ada di Jember meningkat sebesar Rp. 20.564 per kapita per bulan pada Maret 2022. Angka itu meningkat sebesar 5,4% dibanding dengan Maret di tahun sebelumnya.

Hal ini juga dirasakan oleh salah satu pemilik warung kopi di Jl. Semeru Kabupaten Jember. "Warung Tia"  merupakan salah satu warung kopi yang berada di sana. Warung kopi ini dimiliki oleh ibu Tia yang telah didirikan dari tahun 2017. Biasanya warung kopi ini menjadi tempat istirahat driver ojek online.

Saat pandemi Covid-19, tentunya "Warung Tia" juga mendapat dampak. Sepinya pembeli maupun driver ojek online yang datang kesana menjadi kendala untuk ibu Tia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Setelah pandemi Covid-19 mulai berakhir, penghasilan ibu Tia dari warung kopinya kembali normal. Banyak pembeli dan driver ojek online yang kembali mendatangi warung kopinya tersebut.

Penghasilan ibu Tia dari warung kopi ini mencapai 300 hingga 500 ribu perbulannya. Dengan penghasilan sebesar itu, ibu Tia dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan keluarganya. Usaha yang didirikan bu Tia menjadi salah satu faktor pendukung dalam mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Jember.

"Penurunan kemiskinan itu dirasakan karena dampak pandemi COVID-19 mulai mereda dan perkembangan ekonomi juga sudah berjalan, serta beberapa sektor, perdagangan, pertanian juga sudah menggeliat," ucap Tri Erwandi.

Adanya usaha warung kopi milik ibu Tia ini tentu mempengaruhi penurunan angka kemiskinan di kabupaten Jember ini, karena dengan dibukanya warung ini, pemilik akan mendapat penghasilan tertentu di tiap bulannya yang dapat membantu perekonomian keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun