Mohon tunggu...
Ghafan Shibumi
Ghafan Shibumi Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keganasan PKI pada Gerakan 30 September

1 Oktober 2024   11:55 Diperbarui: 1 Oktober 2024   12:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo adalah seorang perwira militer yang bekerja sebagai inspektur kehakiman di TNI Angkatan Darat. Pasukan Cakrabirawa berhasil menangkapnya tanpa perlawanan berarti. Sama seperti korban lainnya, ia disiksa di Lubang Buaya sebelum akhirnya ditembak mati dan jasadnya dibuang ke sumur.

7. Kapten Pierre Tendean

Kapten Tendean adalah seorang perwira muda yang menjadi ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution. Ketika pasukan G30S datang ke rumah Nasution, mereka sebenarnya menargetkan sang jenderal. Namun, Nasution berhasil melarikan diri dengan melompati tembok rumahnya. Pasukan G30S kemudian salah mengira Tendean sebagai Nasution dan membawanya ke Lubang Buaya. Di sana, ia disiksa dan dibunuh bersama para jenderal lainnya.

Lokasi Pembunuhan: Lubang Buaya

Lubang Buaya, sebuah daerah di pinggiran Jakarta, menjadi lokasi penyiksaan dan pembunuhan para jenderal tersebut. Para korban disiksa secara brutal oleh para eksekutor. Jasad mereka kemudian dilempar ke dalam sumur tua yang sempit, sedalam 12 meter, bersama dengan beberapa orang lainnya yang dianggap sebagai musuh gerakan. Selain pembunuhan para jenderal, beberapa orang lainnya juga tewas dalam upaya kudeta ini, termasuk putri kecil Jenderal Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, yang tertembak ketika pasukan G30S menyerbu rumahnya.

Penemuan Jasad

Pada 3 Oktober 1965, setelah G30S berhasil dipadamkan oleh pasukan TNI yang loyal kepada pemerintah, sumur Lubang Buaya digali. Dalam sumur tersebut ditemukan jasad para jenderal dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Proses evakuasi berlangsung dengan penuh kesedihan dan menjadi momen yang sangat emosional bagi bangsa Indonesia.

Dampak dan Akibat

G30S/PKI menjadi titik balik dalam sejarah politik Indonesia. Setelah insiden ini, terjadi operasi militer besar-besaran untuk menumpas simpatisan PKI, yang kemudian berujung pada tragedi yang lebih besar, yaitu pembantaian massal terhadap ratusan ribu orang yang diduga terkait dengan PKI. Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), mengambil alih kendali pemerintahan dan akhirnya menjabat sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1967.

G30S/PKI juga menjadi simbol perjuangan melawan ideologi komunis di Indonesia, yang hingga saat ini masih meninggalkan luka mendalam bagi banyak pihak. Peristiwa ini diabadikan melalui film dokumenter "Pengkhianatan G30S/PKI" yang diproduksi pada masa Orde Baru, sebagai propaganda politik anti-komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun