Hidrasi dan Sistem Kekebalan Tubuh: Keterkaitan yang Tak Terpisahkan
Oleh : Najwa Novarizqi Irawan & Ghadis Syareva Hilda
Â
Hidrasi adalah kondisi keseimbangan cairan dalam tubuh yang merupakan syarat penting untuk menjaga fungsi metabolisme sel tubuh kita. Hidrasi yang cukup memiliki efek samping yang baik tubuh, seperti dapat menjaga kulit yang sehat, meningkatkan fungsi fisik dan mental, dan mencegah masalah kesehatan lainnya. Sebaliknya, jika kita tidak menyadari pentingnya hidrasi, maka volume dan tekanan darah menurun.Â
Akibatnya, organ penting dalam tubuh kita tidak mendapatkan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup. Kondisi ini dapat mengakibatkan syok hipovolemik, yakni kondisi darurat yang diakibatkan oleh hilangnya cairan di dalam tubuh.Â
Selain itu, kita juga berpotensi terkena dehidrasi, yaitu kondisi dimana ketika tubuh kita kekurangan jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari cairan yang masuk. Jadi, terjadi ketidakseimbangan antara masuk dan keluarnya cairan. Sedangkan, tubuh memiliki kandungan air sebanyak 55-80% dari total berat badan.
Air dalam tubuh memiliki peran untuk membantu berjalannya sistem pencernaan, mengeluarkan racun dan kotoran dari dalam tubuh, melumasi sendi, dan menjaga suhu tubuh. Bayangkan jika air dalam tubuh kita tidak tercukupi, maka fungsi tubuh kita tidak bekerja secara maksimal. Saat tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh karena olahraga atau lingkungan yang panas, keringat membantu mendinginkan tubuh. Keringat dari kulit akan mengangkut panas dari tubuh kita, tetapi proses ini tidak bisa terjadi apabila tanpa adanya hidrasi yang cukup.Â
Jika tubuh kehilangan cairan melalui keringat tanpa adanya cairan masuk yang seimbang, mekanisme pendinginan tubuh akan terganggu, sehingga bisa meningkatkan risiko heat exhaustion atau heat stroke. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penurunan volume darah yang diakibatkan oleh dehidrasi dapat mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen dan glukosa ke otak kita, yang memiliki gejala seperti pusing, sakit kepala, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan gangguan memori.
Dalam studi menunjukkan bahwa dehidrasi ringan, yakni sekitar 1 hingga 2% penurunan berat badan yang diakibatkan karena kehilangan cairan berpotensi untuk memengaruhi kemampuan kognitif dan suasana hati. Pada tingkatan dehidrasi yang lebih parah lagi, seseorang dapat mengalami kebingungan mental, disorientasi, bahkan koma karena terjadinya gangguan transmisi sinyal saraf.
Juga, cairan diperlukan tubuh untuk memproses makanan dan membuang limbah dari tubuh. Kekurangan cairan bisa  menyebabkan sembelit, atau susah BAB karena usus besar menyerap lebih banyak air dari tinja, yang dapat menghasilkan tekstur keras dan sulit untuk dikeluarkan. Â
Pada tingkatan dehidrasi kronis juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan lainnya, seperti misalnya gangguan naiknya asam lambung dan radang usus. Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh dapat memperparah kondisi ini, mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh, dan memperburuk kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu dalam kasus dehidrasi berat, aliran darah ke ginjal dapat menurun secara signifikan, yang akan mengarah pada cedera ginjal akut atau bahkan gagal ginjal. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera mungkin, karena berpotensi menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh.Â
Terlebih, ginjal adalah organ utama yang bertanggung jawab untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh kita. Kurangnya cairan dapat menyebabkan konsentrasi urin menjadi lebih pekat, yang akan meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Â
Pada atlet atau individu yang aktif secara fisik, dehidrasi berpotensi mengakibatkan penurunan tekanan darah mendadak atau hipotensi, yang dapat meningkatkan risiko pingsan atau kolaps akibat penurunan aliran darah ke otak. Karena dehidrasi memengaruhi kekentalan darah, yang akan menambah beban kerja jantung. Jantung harus memompa darah dengan lebih kuat lagi untuk mempertahankan aliran darah yang cukup ke organ-organ vital.
 Hal ini dapat menyebabkan menigkatnya tekanan darah dan risiko gangguan kardiovaskular, terlebib pada seseorang yang sudah memiliki kondisi seperti hipertensi atau penyakit jantung. Â
Selain itu, air adalah komponen utama kulit yang berpengaruh pada elastisitas dan kelembapannya. Dehidrasi membuat kulit kita tampak kering, kasar, dan kurang elastis. Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini dapat mempercepat penuaan kulit dan meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan kulit.Â
Jaringan lain, seperti misalnya otot dan persendian, juga terkena dampak dehidrasi. Air dibutuhkan untuk pelumas sendi, sehingga jika terjadi kekurangan cairan, sendi akan terasa kaku atau mungkin terasa  nyeri pada persendian, terutama pada seseorang dengan artritis, yaitu pembengkakan dan nyeri yang dirasakan pada satu sendi atau lebih.
Terdapat beberapa ciri ciri jika seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, seperti mislanya mulut dan kulit terasa kering rasa haus berlebih, kelelahan secara fisik, sakit kepala atau pusing, kelelahan dan tubuh terasa lemas, Â detak jantung dan nafas lebih cepat dari nilai normal, serta gangguan mental dan emosional
Pencegahan dehidrasi sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan meningkat kualitas hidup. Terdapat langkah-langkah untuk melakukan pencegahan dehidrasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang pertama dan yang tepenting adalah mengonsumsi air secara cukup, para ahli kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi air setidaknya sebanyak 8 hingga 10 gelas per harinya atau sekitar 2 hingga 2,5 liter.Â
Akan tetapi, kebutuhan cairan dapat bervariasi tergantung pada usia seseorang, berat badan, aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan.
Yang kedua, adalah menghindari minuman yang dapat memicu dehidrasi, beberapa jenis minuman, seperti kopi, teh, dan minuman beralkohol, memiliki sifat diuretik yang akan meningkatkan pengeluaran cairan melalui urin. Yang ketiga, kita bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan cairan, seperti mislanya buah-buahan seperti jeruk, semangka, dan mentimun adalah sumber cairan alami yang baik.
 Sayuran seperti selada, tomat, dan seledri juga dapat memberikan tambahan hidrasi. Yang keempat, kita juga harus memperhatikan aktivitas fisik dan cuaca, aktivitas fisik yang intens di lingkungan yang panas juga lembap, dapat mengakibatkan tubuh kita kehilangan cairan secara cepat.Â
Oleh karenanya, penting untuk minum air sebelum, selama, dan setelah melakukan aktivitas fisik. Ketika melakukan aktivitas di luar ruangan seperti misalnya membawa botol air adalah langkah bijak untuk mencegah dehidrasi.Â
Yang kelima, adalah memantau tanda dan gejala dehidrasi, ketika kita mulai menyadari tanda dan gejalanya seperti misalnya mulut kering, timbul rasa haus berlebih, urin berwarna pekat, kita bisa meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut. Selanjutnya, edukasi dan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidrasi dapat membantu meminimalisir bahkan mencegah dehidrasi dalam jangka panjang.Â
Edukasi terhadap anak-anak untuk rutin minum air dengan cukup, membawa botol minum saat bepergian, dan menjadikan hidrasi menjadi bagian dari gaya hidup sehat adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam keluarga maupun masyarakat. Kesimpulannya, hidrasi yang baik dan cukup berperan penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh.Â
Tubuh yang terhidrasi dengan baik dapat menjaga fungsi organ vitalnya tetap bekerja secara maksimal, termasuk sistem kekebalan tubuh yang bertugas melindungi tubuh dari penyakit. Cairan tubuh membantu mengangkut nutrisi ke sel-sel tubuh, mengeluarkan racun, dan mendukung produksi sel kekebalan. Sebaliknya, dehidrasi dapat melemahkan respons imun dan berpotensi  membuat tubuh kita  lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.Â
Minum cukup air setiap hari dan memperhatikan kebutuhan air tubuh akan memberikan "bahan bakar" yang dibutuhkan tubuh untuk menahan infeksi virus, bakteri, dan kondisi kesehatan lainnya. Hidrasi tidak hanya sekedar menjaga kesegaran tubuh saja, tetapi juga membuat daya tahan tubuh tetap  optimal. Mengembangkan kebiasaan sederhana seperti minum air putih secara rutin dan cukup  merupakan langkah praktis dan efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI