pendidikan, dan tatanan sosial budaya. Meskipun mayoritas penduduk kedua negara beragama Islam, hubungan antara agama dan negara menunjukkan dinamika yang sangat berbeda, sehingga menarik untuk dikaji lebih dalam.
Indonesia dan Arab Saudi, dua negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki ideologi negara yang sangat berbeda dalam mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakatnya. Indonesia dengan Pancasila mengedepankan prinsip keberagaman agama dan budaya, sementara Arab Saudi menerapkan sistem monarki absolut yang berbasis pada hukum Syariah Islam. Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang kontras dalam sistem pemerintahan, hukum,Dalam perkembangan terkini tahun 2024, kedua negara menghadapi tantangan modernisasi dengan cara yang berbeda. Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, tengah menjalankan reformasi ambisius melalui program Vision 2030 yang bertujuan mendiversifikasi ekonomi dan melonggarkan beberapa pembatasan sosial, meskipun tetap berlandaskan hukum Syariah. Sebaliknya, Indonesia berpegang pada nilai-nilai Pancasila dalam membangun model demokrasi inklusif yang berkeadilan. Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara nilai religius dan modernitas dalam kehidupan berbangsa, sambil terus merespons tuntutan global.
Pada tataran hubungan internasional, kedua negara menunjukkan peran yang signifikan meskipun pendekatannya berbeda. Arab Saudi, dengan kekuatan ekonomi berbasis minyak, memiliki pengaruh besar di Timur Tengah dan dunia Islam, terutama melalui kepemimpinannya dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sementara itu, Indonesia dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, mempromosikan dialog antarperadaban dan moderasi beragama melalui perannya di ASEAN, G20, dan forum internasional lainnya. Pendekatan ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap keberagaman global dan nilai-nilai perdamaian yang inklusif.
Transformasi sosial yang terjadi di kedua negara juga mencerminkan perbedaan mencolok. Arab Saudi mulai membuka diri dengan memberikan lebih banyak kebebasan bagi perempuan, seperti hak mengemudi dan bekerja, meskipun tetap mempertahankan sistem segregasi gender yang ketat. Sebaliknya, Indonesia sejak lama mengimplementasikan kesetaraan gender dengan banyaknya perempuan yang berperan di pemerintahan, bisnis, dan sektor strategis lainnya. Nilai-nilai Pancasila telah menjadi dasar bagi pengakuan terhadap kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, kedua negara mengambil jalur progresif dengan fokus yang berbeda. Arab Saudi melakukan investasi besar dalam pendidikan modern dan teknologi dengan tetap mempertahankan kurikulum berbasis Islam konservatif. Di sisi lain, Indonesia mengembangkan sistem pendidikan yang berlandaskan nilai Pancasila melalui pendekatan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini menekankan pada pembentukan karakter, kompetensi global, serta perpaduan nilai agama, kearifan lokal, dan pendidikan modern, menciptakan generasi yang tangguh menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H