Negara tetangga Indonesia dahulu mengimpor guru dari Indonesia. Lihat buktinya sekarang mereka juga banyak mengimpor tenaga kerja dari kita. Kemajuan pesat negara Malaysia yang hanya berpenduduk  1 : 12 nya Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Malaysia sangat mengapresiasi sektor pendikan sebagai cikal-bakal warisan peradaban bangsanya.Â
Indonesia kurang menghargai pendidikan dan menafikan orang-orang berpendidikan serta sangat mudah memberikan gelar honoris causa kepada para pejabatnya. Orang pandai dari negeri ini lebih disukai negara luar dan mereka memiliki kontribusi  besar pada negara lain. Contoh : B. J. Habibie. Kita memang sudah darurat pendidikan dan kita tidak pede dengan kompetensi guru-gurunya. Meskipun sudah banyak mendapat pelatihan dari lembaga asing, semisal USAID.Â
Tampaknya memang demikian, termasuk penulis sendiri memang sudah seharusnya diganti dengan guru yang diimpor dari luar. Mengajar asal mengajar dan wawasannya seuprit. Semestinya jangan hanya guru, kita juga darurat kepala sekolah dan komite sekolah. Dosen-dosen pun sudah perlu diimpor untuk kemajuan bangsa ke depan.Â
Tenaga kerja asing sudah lebih dahulu menguasai Indonesia. Mengapa sekalian kita tidak memasukkan pemerintahan asing ke negara Indonesia?
Presiden juga semestinya kita impor, lalu formasi kabinetnya pun jangan lagi orang Indonesia. Apa jika perlu bentuk pemerintahan juga kita impor?
Kita BENAR-BENAR SUDAH DARURAT pendidikan. Saya, Anda dan semua kita memang sewajarnya harus diganti untuk menjadi budak kemajuan.
Jika perlu yang sekolah juga jangan lagi orang Indonesia. Kita impor juga siswa yang pandai-pandai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H