Mohon tunggu...
Gentur AgengSejati
Gentur AgengSejati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Agribisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Solusi Masalah Sampah Daun Kering di Wisata Kalianget Mangunan, Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik oleh Mahasiswa KKN UMP

30 September 2024   22:31 Diperbarui: 1 Oktober 2024   01:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi Kegiatan/Pribadi

Objek wisata Kalianget Mangunan merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer. Dengan mengandalkan sumber mata air panas sebagai daya Tarik utamanya, wisata Kalianget Mangunan menjadi magnet bagi banyak wisatawan setiap tahunnya. 

Lokasi wisata ini terletak di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara menandakan bahwa objek wisata ini terletak di dataran tinggi yang mana identik dengan pepohonan cemara dimana dapat dengan mudah ditemui di daerah ini tak terkecuali di objek wisata Kalianget Mangunan. 

Dengan kondisi lingkungan tersebut, hal ini mengakibatkan beberapa masalah yang timbul pada Kawasan objek wisata salah satunya adalah munculnya sampah dedaunan kering yang dihasilkan dari daun pinus yang sudah berguguran. 

Sampai saat ini, solusi yang dilakukan pengelola untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan membuangnya di sekitar objek wisata atau dengan membakarnya. Solusi tersebut tentunya beresiko dan dapat memunculkan berbagai masalah baru seperti pencemaran tanah, udara dan juga pencemaran lingkungan.

   Melihat kondisi yang terjadi di sana, hal tersebut menggerakan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Bertepatan dengan dilaksanakannya program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Gentur Ageng Sejati yang merupakan mahasiswa fakultas Pertanian Bersama dengan beberapa rekannya berinisiatif untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan pengolahan sampah organik kepada pihak objek wisata , yaitu dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos yang berbahan dasar daun kering. 

Alasan yang mendasari Mahasiswa memilih solusi tersebut adalah karena pupuk yang dihasilkan memiliki beberapa manfaat seperti dapat dijual kepada warga sekitar yang mayoritas adalah petani sehingga disamping dapat mengatasi permasalahaan lingkungan, program pupuk kompos ini juga dapat mendatangkan kebermanfaatan lain bagi pihak objek wisata dan warga sekitar.

Dokumentasi Kegiatan/Pribadi
Dokumentasi Kegiatan/Pribadi

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2024 dan berlokasi di dalam kawasan objek wisata yang dihadiri oleh pengelola serta beberapa staff terkait yang antusias dalam menyimak serta mempraktikan cara pembuatan pupuk kompos tersebut. 

Saifu, salah satu pengelola objek wisata yang hadir dalam kegiatan pelatihan mengatakan, pelatihan pembuatan pupuk kompos ini sangat bermanfaat "akhirnya masalah limbah daun kering yang sebelumnya hanya kami buang begitu saja, sudah tidak lagi karena sekarang kami dapat mengolahnya menjaadi kompos".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun